PELITAKARAWANG.COM-. Kecepatan pesawat ‎Lion Air PK-LQP ‎rute Jakarta-Pangkalpinang diduga sangat kuat saat jatuh ke Perairan Karawang, Jawa Barat. Hal itu bagian pesawat hancur. 

"Kalau dari jejak penerbangan flight radar, kecepatan terakhir Lion Air tersebut sampai dengan 350 knot atau kurang lebih 550 kilometer (km) per jam. Bisa dibayangkan kecepatan segitu dan menghantam permukaan air, makanya hancur," kata Kapushidrosal Laksamana Muda TNI Harjo Susmoro ‎di atas KRI Kuda saat ‎meninjau langsung di perairan Karawang, Jawa Barat, Minggu, 4 November 2018.

Menurut dia, potongan-potongan pesawat yang besar sangat sedikit. Hanya bagian atau benda-benda keras saja yang masih utuh dan tidak berserakan. 

‎"Turbin contohnya yang bagian besar pesawat yang kita dapatkan, karena itu paling keras. Tapi, lain-lainnya seperti bodi banyak yang berserakan, sudah tidak karuan bentuknya," ungkap dia.

Insiden Lion Air ini, sambung dia, berbeda dengan kecelakaan maskapai Air Asia di Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah. Pada saat kejadian itu, banyak bodi pesawat Air Asia yang masih utuh. 

"Hingga kini belum dapat laporan bodi pesawat Lion Air yang besar yang didapatkan. Kalau yang terakhir mungkin yang kecil-kecil. Ini beda kejadiannya dengan Air Asia. Pilot masih bisa mengendalikan, kecepatan masih bisa dikendalikan, akhirnya Air Asia jatuh tidak dengan kecepatan kencang seperti Lion Air," tegas dia.

Hantaman kencang pesawat ke laut juga terlihat dari titik jatuhnya pesawat dan jarak temu bagian tubuh penumpang yang cukup jauh. "Jangkauan kita sudah sekitar 80 km persegi ‎belum menemukan bodi besar. Jadi kalau logikanya itu radius 10 km kan cukup luas yah," ungkap dia.