PELITAKARAWANG.COM - Badan Informasi Geospasial (BIG) mengimbau masyarakat Kabupaten Bogor waspada akan adanya potensi gempa bumi di sejumlah wilayah Bumi Tegar Beriman.

Hal itu disampaikan Kepala Bidang Pemetaan Kebencanaan dan Perubahan Iklim BIG, Ferrari Pinem. Berdasarkan peta Replika Bumi Indonesia (RBI) Pulau Jawa, skala 1:25.000 BIG, citra satelit, Lembaga Penerbangan Antarikasa Nasional (Lapan), Peta Kawasan Rawan Bencana Gempa Bumi, Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), hampir seluruh kawasan Kabupaten Bogor berada dalam kategori zona menengah.

“Berdasarkan kajian kami dari berbagai sumber, secara keseluruhan Kabupaten Bogor berada dalam zona rawan bencana gempa bumi tingkat menengah,” tutur Ferrari saat dikonfirmasi Metropolitan.

Secara garis besar, gempa bumi terjadi lantaran adanya sesar (patahan), tepatnya di wilayah tersebut. Tak hanya itu, gempa juga bisa terjadi lantaran jarak wilayah dengan sesar saling berdekatan. Hampir semua 40 kecamatan di Bumi Tegar Beriman masuk kategori hijau.

“Gempa terjadi bukan karena di situ ada sesar, bisa juga karena wilayah itu dekat dengan sesar. Untuk Kabupaten Bogor sendiri, hampir semua wilayahnya masuk kategori menengah. Ada yang masuk kategori tinggi,” bebernya.

Kecamatan Tenjo, Parung­panjang hingga Kecamatan Caringin merupakan sejumlah wilayah yang masuk kategori merah (zona tinggi). Kawasan rawan bencana gempa bumi diidentifikasi berdasarkan sumber gempa. Salah satunya keberadaan sesar aktif yang bisa diukur melalui metode seismic, GPS dan geofisika.

“Selain itu, karakteristik tanah permukaan dari analisa geo­morfologi juga berperan dalam menentukan tingkat rawan gempanya suatu wilayah. Wi­layah dengan tanah tidak kompak bersifat lunak seperti tanah akibat endapan aluvial dan sedimentasi memiliki kecen­derungan sensitif terhadap efek goncangan sehingga lebih rawan bahaya gempa,” paparnya.
Disinggung soal besaran guncangan di wilayah tersebut, Ferrari mengatakan, sebelum melihat secara detail besar potensi guncangan gempa pada kecamatan tersebut, hal yang perlu dijelaskan adalah peta yang tersaji masih pada skala menengah. Artinya, masih bisa terjadi bias batas antara zona kerawanan tinggi dengan sedang. Begitu pula antara zona kerawanan sedang dengan rendah.

“Oleh sebab itu, perlu pengukuran lebih detail (mikrozonasi) agar bisa mengetahui seberapa besar potensi bahaya pada level kecamatan. Zona kawasan rawan bencana tinggi yang tersaji pada peta mengindikasikan daerah tersebut rentan terhadap efek guncangan akibat gempa bumi. Semakin rendah berarti efek dari gempa semakin kecil,” katanya.

Hal senada disampaikan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor, Hendar. Dia mengaku berdasarkan data dari peta zona kerentanan gerak tanah Kabupaten Bogor, zona kerentanan tingkat menengah dan tinggi masih mendominasi hampir di wilayah Bumi Tegar Beriman.

Menurut dia, zona kerentanan tanah menengah bisa terjadi pergerakan tanah jika memang memiliki jarak yang tidak jauh dari aliran sungai, tebing jalan hingga lereng. Gerakan tanah bisa terjadi karena hujan dan erosi. Dengan kisaran kemiringan lereng lima hingga 15 per­sen atau memiliki tingkat kecuraman mencapai 70 persen.

“Kalau warna kuning untuk kerentanan tingkat menengah, hijau rendah, biru muda sang­at rendah serta warna merah kerentanan tingkat tinggi,” bebernya sambil memberikan gambar peta.