PELITAKARAWANG.COM - Gelombang di pesisir laut Karawang setinggi 1,5 meter dengan kecepatan angin sekitar 18 - 20 kenot, membuat perahu nelayan Ciparagejaya mengalami kebocoran di perairan Cemara Senin 31/12. Kapal dengan nama Sri Gampang tersebut, di awali tiga nelayan yang hendak melaut sekitar pukul 06.00 pagi. Beruntung, tiga nelayan atas nama Eka Ramyudin (24), Mas,ud (29) dan Tafsir (50), berhasil selamat setelah mengevakuasi diri ke Kapal Pertamina PHE ONWJ sebelum akhirnya nelayan yang mereka nahkodai tenggelam.

Kasatpol Air Polres Karawang, AKP Sitorus mengatakan, pihaknya melaksanakan penjemputan nelayan yang perahunya mengalami kebocoran di perairan cemara Karawang dan ditolong sebelumnya oleh kapal patroli Pertamina sekitar Pukul 08.00 pagi. Awalnya, Perahu dengan nama Sri Gampang ini berangkat dari Muara Ciparagejaya sekitar Pukul 06.00 pagi dengan tiga awak untuk mencari ikan. Sesampainya di lokasi mencari ikan pada jam  08.00 wib, perahu KM sri  gampang ini di hantam ombak dari haluan sebelah kanan, hingga mengakibatkan perahu mengalami kebocoran,selanjutnya sambung Sitorus,  perahu mengarah ke kapal pertamina dan tiga nelayan berhasil naik ke kapal Pertamina,  sejurus kemudian, nelayan yang panik di ombang-ambing gelombang itu selamat, sementara perahu tak lama berselang langsung tenggelam." Bocor setelah di hantam ombak, beruntung ada kapal Pertamina jadi para nelayan ini selamat, sementara perahunya tenggelam," Katanya.

ketiga nelayan yang di selamatkan atas nama Eka Ramyudin, Mas'ud dan Tafsir ini diserahterimakan ke satpolair untuk selanjutnya oleh satpolair di serahkan ke pihak keluarga. Adapun kerugian akibat kejadian tersebut, hanya materil saja, yaitu 1 perahu beserta alat tangkap yang di taksir mencapai Rp25 jutaan. " Nelayan selamat sudah di serah terimakan, kerugian hanya materil saja sekitar Rp25 juta," Ungkapnya.

Polisi Khusus (Polsus) Kementrian Kelautan dan Perikanan, Wawan Setiawan mengatakan, gelombang laut selama 5 hari terakhir sedang tinggi dan angin berhembus kencang, cuaca ekstrem ini sebenarnya tidak aman bagi semua nelayan untuk memaksakan diri untuk melaut, tapi sebagian Nelayan ada yang maksa melaut karena kebutuhan." Cuaca sedang gak bagus, tapi sebagian Nelayan masih memaksakan diri karena kebutuhan," Pungkasnya.