PELITAKARAWANG.COM - Mendata Guru ngaji jelang pemberian insentif Idul Fitri, dianggap Mubadzir kalau kuota tak kunjung ditambah sasarannya. Terlebih pendataan untuk menghindari double data dengan guru Diniyah Taklimiyah Awaliyah (DTA) tersebut, harus menggunakan sistem aplikasi Sim Kesra setiap desanya.

Ketua Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) Karawang, Ustad Agus Solahudin mengatakan, upaya yang dilakukan Pemkab dalam rangka memisah antara guru DTA dan guru ngaji agar tidak doubel data, tentu diapresiasinya. Tapi, sistem komputerisasi dengan aplikasi Sim Kesra ini belum banyak tersosialisasikan kepada sasarannya itu sendiri yaitu guru ngaji dan DTA, pasalnya aplikasi yang baru untuk pendataan itu, akan sia-sia saja, selama tidak ada penambahan jumlah kuota guru ngaji hingga besarannya. 

Sebab, hampir disetiap kecamatan, ajuan penambahan guru ngaji, selalu di eksekusinya kurang dari 50 persennya, seperti di Cilamaya Kulon misalnya, jumlah guru ngaji ada 80, tapi yang dikabulkan hanya sekitar 32 saja. Artinya, Mubadzir ada aplikasi, kalau yang di input dalam ajuan, gugur terus karena pembatasan . " Sehebat apapun aplikasi, kalau tetap jumlahnya di batasi, bagi kami gak istimewa juga"  Katanya.

Agus menambahkan, jangankan pembatasan, upaya menaikan nominal saja juga tidak pernah terwujud, bukan apa-apa, ini persoalan rohani dan etika pemerintah dalam memberikan partisipasi kepada guru yang konsisten membina akhlak anak-anak di kampung-kampung. 

Tengok saja Subsidi BOPF DTA yang akhir tahun kemarin baru cair, berapa kali lembaga DTA di kibulin soal ajuannya yang harus di ulang-ulang dan bahkan cenderung tidak prioritas, padahal dalam 1 DTA hanya mendapati antara Rp 1 - 2 juta saja per 3 bulan. Tapi, urusan ajuan hingga pelaporan justru selalu dibuat ribet. " Ngasih bantuan sah-sah saja, tapi kalau ke DTA dan guru ngaji dibikin ribet, dimana bentuk penghormatannya pemerintah ini," Sindirnya.

Memang sambung Agus, diakuinya, guru DTA dan guru ngaji itu terbatas kemampuan SDM dalam hal pelaporan misalnya, tapi jangan buru-buru di sanksi, seharusnya cepat digelar pembinaan operator dan teknisinya agar semuanya berjalan baik. Jangan mengkebiri peran para guru ngajinya, seolah-olah tidak mau beres. Untuk itu, ia berharap, komitmen kuat dari Bupati, Wakil Bupati dan Bagian Kesra untuk selalu konsisten memberikan bantuan kepada guru ngaji dan guru DTA sebacara kontinyu, tanpa harus di kesampingkan pembinaan teknisnya. " Saya masih yakin Pemkab punya niat baik, karena guru ngaji itu Mulya untuk membina masyarakat," Kata Pengurus KKDT Kecamatan Cilamaya Kulon ini.