PELITAKARAWANG.COM- Puting beliung menerjang sejumlah Rancaekek, Kabupaten Bandung, dan beberapa daerah di Jawa Barat. Begini penjelasan BMKG berkaitan hal tersebut.

Kepala BMKG Bandung Tony Agus Wijaya menjelaskan kejadian puting beliung umumnya bersifat lokal dan berlangsung dalam durasi waktu yang singkat. "Puting beliung pasti penyebabnya awan cumulonimbus," kata Tony saat dihubungi.

Namun, sambung dia, tidak semua awan cumulonimbusberpotensi menjadi cuaca ekstrem atau memicu puting beliung. Karena ada faktor pendukung lainnya yakni perbedaan suhu permukaan di suatu lokasi yang sangat beragam dan mudah berubah. 

Apalagi, saat ini wilayah Jawa Barat khususnya Bandung Raya masih dalam fase musim penghujan. Kondisi tersebut, menurut Tony, dapat memicu terjadinya cuaca ekstrem di suatu wilayah. 

"Indonesia yang cuaca tropis di khatulistiwa berbeda dengan cuaca di negara yang jauh dari khatulistiwa. Cuaca tropis lebih mudah berubah tiap menitnya. Lebih beragam di tiap lokasi yang berdekatan," tuturnya.

Soal ada kaitannya antara terjangan puting beliung di Rancaekek, Kabupaten Bandung dan Sukabumi, menurutnya tidak ada. Karena penyebaran awan cumulonimbus sebagai pemicu utama terjadinya puting beliung itu bersifat lokal. 

"Puting beliung pasti penyebabnya awan cumulonimbus. Kejadian tersebut tidak saling berkaitan, karena penyebaran awan cumulonimbus itu bersifat lokal. Kurang dari 2 kilometer persegi," katanya.

Tony mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi terjadinya cuaca ekstrem termasuk puting beliung. "Pangkas pohon rimbun dan lapuk, perkuat bagian rumah yang rapuh kena angin, perkuat benda-benda yang rawan roboh tertiup angin," ujar Tony.

Berita sebelumnya sebanyak 35 rumah rusak akibat diterjang puting beliung di Desa Muktijaya, Kecamatan Cilamaya Kulon, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, Jumat (11/1/2019) siang. Rinciannya, 6 unit rumah rusak berat dan 29 rumah mengalami rusak sedang. Kerusakan terbanyak berada di Dusun Kopo Timur sebanyak 25 unit rumah. Sedangkan Dusun Tegaljaya terdapat 10 rumah rusak. 

"Mayoritas kerusakan pada bagian atap. Menurut kesaksian warga, angin muncul sekitar tengah hari," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Karawang Anyang Saehudin saat dikonfirmasi via telepon. 

Kini warga memperbaiki kerusakan rumah secara swadaya serta dibantu petugas BPBD. "Kami sudah turunkan bantuan dan sedang mendata," ucapnya.

Selain menyebabkan kerusakan tempat tinggal, puting beliung mengakibatkan seorang kakek bernama Ilik (70) mengalami luka ringan. Dia tertimpa reruntuhan material bangunan saat angin tersebut menyapu wilayah tempat tinggalnya.

"Tidak ada yang sampai mengalami luka parah. Sejauh ini tidak ada korban jiwa. Hanya ada satu orang yang mengalami ruka ringan. Atas nama Ilik. Saat ini sudah dibawa ke klinik terdekat," ujarnya. 

Anyang menuturkan pihaknya mengimbau masyarakat agar mewaspadai cuaca ekstrem. Sebab, dalam beberapa hari terakhir, wilayah Karawang diguyur hujan deras disertai angin kencang. Tak menutup kemungkinan cuaca ekstrem akan terjadi lagi mengingat saat ini kondisi Karawang sedang mendung.

"Kami imbau warga juga berhati - hati sebab puting beliung di Cilamaya Kulon menyebabkan pohon tumbang," ucap Anyang.

Puting beliung kerap terjadi di masa pancaroba atau masa transisi dari musik kemarau ke musim hujan atau sebaliknya. Kemunculan puting beliung terlihat dari penumpukan awan Cumulus atau awan putih seperti bunga kol.

Puting beliung kemungkinan timbul jika awan tersebut cepat berubah warna menjadi abu-abu atau hitam yang dikenal dengan awan Cb atau Cumulonimbus. "Kemungkinan bakal ada angin kencang jika pepohonan di sekitar tempat kita berdiri ada dahan atau ranting yang bergoyang cepat," tutur Anyang.

Dan kabar teranyar peristiwa sama terjadi akibat angin kencang,sejumlah rumah milik di Kecamatan Cilebar dan Batujaya mengalami rusak berat.