PELITAKARAWANG.COM. - Sebanyak 45.779 honorer K2 resmi melamar menjadi PPPK (pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja). Jumlah ini diperkirakan akan terus bertambah mengingat, besok (17/2), penutupan pendaftaran PPPK.

Data SSCASN BKN menyebutkan, hingga pagi ini yang membuat akun sebanyak 76.327 pelamar. Yang mengisi formulir pendaftaran 59.935. Sedangkan yang resmi melamar 45.779.

"Minat honorer K2 melamar PPPK tinggi juga. Terbukti ada 76.327 honorer K2 yang buat akun. Yang sudah melamar 45.779," kata Karo Humas Badan Kepegawaian Negara (BKN) Mohammad Ridwan yang dihubungi, Sabtu (16/2).

Dia menyebutkan, Banyak pelamar yang masih mencari-cari info. Kemungkinan besar, 17 Februari semakin banyak yang melamar karena sudah hari terakhir.

Tahap satu ini, pemerintah menyiapkan formasi 75 ribu orang khusus honorer K2 untuk jabatan guru, dosen, tenaga kesehatan, dan penyuluh pertanian.

"Nantinya data honorer K2 yang sudah masuk dalam SSCASN akan diverifikasi oleh pemda dan akan diumumkan kembali lewat SSCASN. Yang lolos verifikasi bisa mengikuti tes kompetensi dan wawancara menggunakan CAT (computer assisted test) UNBK (ujian nasional berbasis komputer) Kemendikbud," tandasnya.

Rekrutmen pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK) yang secara nasional tutup besok Minggu (17/2) tidak diminati Pemkot Surabaya.

Alasannya, gaji tenaga honorer di Surabaya sudah sesuai dengan upah minimum kota (UMK). Selain itu, perlu dipertimbangkan latar belakang guru honorer.

Sebab, banyak yang latar belakang pendidikannya tidak sesuai dengan kebutuhan.

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menuturkan, sebenarnya pihaknya sudah siap mengikuti rekrutmen secara nasional itu.Tapi, yang justru menjadi persoalan adalah banyak guru honorer K-2, terutama di tingkat SD, yang latar belakang pendidikannya tidak sesuai.

Misalnya, ada guru honorer K-2 yang menjadi guru kelas, tapi ternyata insinyur pertanian atau lulusan jurusan sosial politik.

"Aturannya itu, guru kelas harus pegang (ijazah) PGSD. Sebab, guru kelas mengurusi semua pelajaran, matematika, bahasa, macam-macam," ujar Risma setelah memberikan pengarahan kepada calon pegawai negeri sipil di Graha Sawunggaling.

Padahal, kualitas pendidikan siswa tidak bisa dipertaruhkan karena jurusan yang tidak linear itu.

"Permasalahannya adalah kalau itu tak pakai, misalnya pertanian jadi guru kelas, maka seolah terpenuhi. Padahal, mismatch (tidak cocok)," tegasnya.

Bila yang menjadi tuntutan adalah pendapatan, kata dia, guru, termasuk honorer di Surabaya, sudah mendapatkan gaji setara UMK.

Ada pula pemberian berbagai macam asuransi, mulai kesehatan, kematian, hingga kecelakaan kerja. "Tukang sapu itu kita bayar asuransinya," jelasnya.

Rekrutmen PPPK itu ditujukan untuk mengakomodasi tenaga kerja honorer K-2 yang tidak atau belum masuk seleksi CPNS.

Mereka diberi peluang sangat besar untuk menjadi PPPK. Sesuai UU Aparatur Sipil Negara (ASN), PPPK juga termasuk sebagai ASN, jadi bukan tenaga kontrak biasa.(jpnn).