PELITAKARAWANG.COM - Harga gabah petani anjlok di bawah Harga Pokok Pemerintah (HPP), selain akibat cuaca, tanaman padi yang rebah mempengaruhi turunnya harga drastis di kisaran Rp3,5 - 3,7 ribu perkilogramnya.

Parahnya, program Serapan Gabah Petani (Sergap) yang di inisiasi Bulog, masih belum nampak di lapangan.


"Sudah rebah, harga murah. Eh sudah murah juga, di bayarnya di hutang. Lagi pula gak pernah tuh kita lihat program Bulog beli gabah saat dibawah HPP, " Kata Poktan Srijaya Desa Pulojaya, Mahmud.

"Iya, di saya yang rebah laku Rp3,0 ribu perkilogram, yang normal Rp4,0 ribu, tapi kalau mau di hutang malahan  Rp3,6 harga tangkulak, anjlok drastis pak, " Kata Kades Ciwaringin Ocih, Kecamatan Lemahabang.

Menanggapi itu, Kadistanhutbunak Karawang Ir Hanafi Chaniago tak menampik, bahwa gabah akibat cuaca dan rebah menjadi anjlok harganya baru-baru ini. 

Pihaknya, sudah minta ke bulog, utamanya sebagai tim serapan gabah (sergap), untuk memantau dan segera beli gabah hasil panen petani yang sudah di bawah HPP. 

Memang,  sambungnya, kedepan perlu terobosan daerah- daerah panen dimusim hujan perlu alat pengering (dryer), sehingga jual hasil panen dengan harga stabil. " Kita minta Bulog pantau harga, bila perlu beli gabah petani yang harganya sudah dibawah HPP, " ungkapnya.


Hanafi menambahkan, masalah harga anjlok, tidak semata-mata tugas dinas pertanian, tapi hanya memantau dari mulai produksi menghasilkan padi dan beras, setelah itu ada dinas lain yang mengurus distribusi dan harga barang/komoditi. "soal harga, itu tidak semata tugas Dinas Pertanian, kita pantai saja dari mulai produksi sampai beras, distribusinya sudah dinas lain, " katanya.(RDi)