PELITAKARAWANG.COM-. Nama Ridwan Kamildidorong untuk menjadi ketua umum PPP menyusul wacana Muktamar Luar Biasa. DPP PPP menyatakan terbuka mempertimbangkan usul tersebut.
"Sebagai sebuah wacana untuk mencari figur terbaik bagi kepemimpinan PPP masa mendatang, kami tentu terbuka untuk mempertimbangkan sosok yang punya kapasitas untuk menjadi Ketum PPP," ujar Sekjen PPP Arsul Sani kepada wartawan, Rabu (8/5/2019).
Meski begitu, Arsul mengingatkan, keputusan pemilihan ketum lewat Muktamar Luar Biasa tergantung pada hasil Mukernas usai Lebaran nanti. Wacana Muktamar Luar Biasa ini muncul salah satunya lantaran pergantian pimpinan PPP usai Romahurmuziy (Rommy) ditangkap KPK karena kasus suap jual beli jabatan di Kementerian Agama.
"Persoalannya, apakah PPP akan melakukan Muktamar yang dipercepat atau tetap pada jadwal regulernya yakni di April 2021 ini hal yang belum dibicarakan di forum permusyawaratan manapun," kata Arsul.
Hanya saja, anggota Komisi III DPR ini menyebut siapa saja bisa dicalonkan sebagai Ketum PPP. Namun calon tersebut, kata Arsul, harus memenuhi syarat AD/ART partai berlambang kabah itu.
"Siapapun yang memenuhi syarat AD/ART PPP boleh dicalonkan atau mencalonkan diri untuk menjadi Ketum PPP," tegasnya.
Sebelumnya diberitakan, Ketua DPC PPP Kabupaten Bandung (KBB) Samsul Ma'arif mengusulkan Ridwan Kamil menjadi ketum PPP. Gubernur Jawa Barat itu dianggap memiliki kapasitas.
"Kita masih test case dulu lempar ke publik, karena beberapa DPC di Jawa Timur mengajukan nama Khofifah Indar Parawansa (Gubernur Jatim). Bukan egosentris, tapi nama yang kita usung itu memiliki kapabilitas untuk menjadi ketua umum partai Islam," kata Samsul, Rabu (8/5).
Usul Ridwan Kamil menjadi Ketum PPP itu muncul setelah Sekjen PPP Arsul Sani membuka wacana kemungkinan diselenggarakannya Muktamar Luar Biasa untuk memilih ketum baru. Pria yang akrab disapa Kang Emil itu dianggap cocok memimpin PPP mengingat partai tersebut dinilai tengah krisis figur.
"Pemilihan Kang Emil juga untuk menjaga kelangsungan partai ke depannya, ini pemikiran saya pribadi. Karena PPP sekarang butuh pengatrol, ibaratnya saat pesawat alami turbulence, ada sosok yang bisa mengangkatnya kembali," kata Samsul.(detik).
0Komentar