PELITAKARAWANG.COM.- Entah karena kualitas atau gara-gara membuka pendaftaran lebih awal, Sekolah berstatus Swasta, lebih banjir jumlah siswa baru ketimbang SMA dan SMK berstatus Negeri. Contohnya saja di Kecamatan Cilamaya Wetan, dua lembaga pendidikan Menengah seperti SMKN 1 Cilamaya, dan SMAN 1 Cilamaya justru kekurangan jumlah siswa, bahkan sampai ratusan. 

Eka Darma, Panitia PPDB SMKN 1 Cilamaya, mengatakan, pihaknya mengajukan kuota 396 siswa untuk PPDB tahun ini, namun sampai penutupan 22 Juni kemarin,hanya mampu menerima siswa kurang dari 300 orang. Karena, dua rombel diantaranya masih lowong dan sepi peminat, khususnya di kompetensi keahlian Agribisnis Perikanan Air Tawar dan Pengolahan Hasil Perikanan. Memang, jumlah ini adalah pilihan utama siswa, hanya saja, sistem promosi SMK Swasta, diakui Eka, lebih dominan, bahkan membuka pendaftaran lebih awal jauh sebelum siswa SMP melaksanan UNBK. Lebih dari itu, siswa yang masuk, rata-rata memilih masuk kompetensi keahlian di Teknik Komputer Jaringan (TKJ), Otomotif dan Teknik Kendaraan Ringan (TKR), dibanding perikanan, "Kita kuota 396, yang masuk saja kurang dari 300 orang, ada sejumlah faktor yang mempengaruhinya sih, " katanya.

Karena belum memenuhi kuota, sambungan, ada kabar konon bisa tetap membuka pendaftaran walaupun sistemnya offline. "Bagi yang masih kurang, katanya masih bisa buka pendaftaran dengan offline, " ujarnya. 

Senada dikatakan Operator SMKN 1 Cilamaya, Syarief Samsul Rijal. Menurutnya, minimnya siswa masuk sekolah negeri, karena kebanyakan masyarakat masih kurang pemahaman soal kompetensi keahlian. Jangankan di SMK Negeri, di sekolah swasta saja, kompetensi keahlian atau jurusan lebih dominan masuk ke Otomotif, TKJ dan teknik lainnya. Padahal, di SMK juga ada jurusan agribisnis perikanan dan hasil pengolahan perikanan yang sebenarnya banyak mencetak peluang produksi maupun wirausahawan. Disamping juga, pemahaman pemerataan siswa yang masih di cueki beberapa sekolah lainnya. Sekolah negeri sebut hanya terbatas sosialisasi tahapan, proses dan sistem PPDB, sementara sekolah swasta lebih bisa berekspresi menggelar kegiatan promosi PPDB dan daya tawar kualitasnya. "Swasta lebih banyak promosinya, kalau Negeri itu lebih banyak sosialisasi tahapan, sistem dan prosedur PPDB, jadi jarang ada kesempatan memberi daya tawar, " pungkasnya. (Rdi)