PELITAKARAWANG.COM - Pendataan nelayan dan usaha tambak hingga pengolah ikan di Desa Muara Baru Kecamatan Cilamaya Wetan untuk kompensasi minyak Pertamina, di banjiri warga. Bahkan, dalam dua hari terakhir, tak kurang dari seribu Surat Keterangan Desa (SKD) dibuat dan ditandatangani Kades, bagi warga pemohon registrasi dampak tumpahan minyak PHE ONWJ tersebut. 

Ditemui di ruang kerjanya, Kades Muarabaru Ato Sukanto mengakui, antusiasme masyarakat terdampak yang ingin mendapat kompensasi begitu tinggi. Bagi yang tidak memiliki kartu nelayan dan kartu jenis "Kusuka", para pemohon harus lampirkan KK dan KTP dengan syarat benar bahwa mereka adalah petambak garam, petambak ikan, dan nelayan terdampak minyak. Hasilnya, sebut Ato, pihaknya harus on time di kantor desa menandatangani SKD lebih dari seribu orang. Baginya, antusiasme ini wajar, karena masyarakat nelayan yang terdampak, sangat paceklik semenjak ada kejadian tumpahan minyak PHE ONWJ. Diantara mereka, ada yang berhenti sementara melaut, ada juga yang beralih profesi sementara jadi petani. "Sangat banyak, utamanya warga nelayan dan petambak, di Prau Bosok - Satar, saya bikin SKD saja sampai ribuan, mereka semua harus di cover, " katanya. 

Penyuluh Perikanan Karawang, Rita Marliani mengatakan, tidak jadi soal masyarakat yang terdampak jadi pemohon, betapapun dengan SKD. Karena, setelah di input akan langsung di verifikasi PHE ONWJ, sejauh mana kerugiannya. Jadi, jumlah pemohon itu, akan di eksekusi pihak Pertamina kelayakan dan tidaknya, sehingga setelah di verval, bisa jadi jumlahnya bisa berkurang, bahkan bertambah sekalipun tergantung nanti verifikasi. "Syaratnya itu, punya identitas diri dan kartu nelayan atau Kusuka, karena nanti di verifikasi lagi layak dan tidaknya, " katanya. 

Totong Dadang, Kasie Trantib Kecamatan Cilamaya Wetan mengatakan, pihaknya menjaga kondusifitas di desa selama kegiatan pendataan dilangsungkan. masyarakat, harus tertib dan proporsional selama pendaftaran di pendataan, sebab nanti akan di verifikasi lagi kelayakannya, karena khawatir ada yang bukan nelayan tapi ngaku-ngaku nelayan. "Kita jaga lokasi, masyarakat begitu antusias input pendataan ini, " pungkasnya. (Rdi)