PELITAKARAWANG.COM - Tragedi tumpahan minyak di YYA-1 anjungan PHE ONWJ di perairan Karawang, menyisakan banyak dampak. Terang saja, potensi eksplorasi minyak yang digarap PHE itu, ternyata mampu hasilkan minyak 4.000 barel perhari, angka ini disebut paling "gede" dibanding wilayah lainnya di Jawa Barat. 

"Potensi di lokasi itu adalah gas, bahkan hasil produksi minyak saja 4.000 barel perhari, ini terbesar di Jabar, tapi apapun itu, siapapun tidak mampu melawan alam. Soal sampai kapan kejadian ini berlangsung, semaksimal mungkin ONWJ selesaikan tragedi gelembung dari tanah itu dengan optimal," kata Humas PHE ONWJ Agung Trimulyono.

Agung menambahkan, kejadian ini tentu tak diharapkan terjadi. Awalnya, pihak ONWJ ini sedang dalam tahapan pasang pipa di anjungan yang masuk area Pasirputih - Tangkolak mau menyambungkan ke Sumur. Sebenarnya, Sumur ini sudah ada, mau di aktivasi lagi, namun saat hendak membuat semacam selang baru, tapi penutupnya ini sudah lama tidak dibuka, jadi ketika mau membersihkan sumur, ternyata ada tekanan, kejadiannya sekitar 800 meter bawah tanah. " Nah, Cassingnya ini masih kuat, yang tidak kuat itu tanah-tanah di sekitarannya, sehingga terjadi gelembung-gelembung, " katanya. 

Awal kejadian sambung Agung, memang belum di putar pengaman, tapi di sterilisasi yang saat ini sudah diselesaikan. Jadi saar ini, yang dipikirkan adalah penanganan musibah, jangan sampai ke darat. 

Nanti kalau beberapa segmen khawatir ada karang, wisata, pesisir dan rumah-rumah warda terdampak limbah. Karenanya, pihaknya sudah siapkan pengaman dari mulai Kalen Kalong, Ciparage, Pasirputih, Tangkolak, Muara baru dan Muara lama. "Yang timur masih aman, karena memang arusnya ke angin barat. Kita siapkan segala upaya untuk menangani semuanya, " katanya. (Rdi)