PELITAKARAWANG.COM - Dinas Pertanian mulai start mekanisasi alat mesin pertanian (Alsintan). Selain mengumpulkam kades dan petani pada Rabu (27/11) ini, peralihan manual ke teknologi supercanggih untuk antisipasi menyusutnya buruh tani, bukan perkara instan. Perlu sosialisasi dan pemahaman hingga teknisi ahli selama masa transisi ke teknologi sekaliber kombine harvester, transplanter, drone hingga traktor.

"Kesannya seperti orang kaya yang nanti jadi tukangnya dan menguasai alat-alat mesin pertanian, Seharusnya perlu pelatihan khusus kepada kalangan muda agar mampu mengoperasikan alat-alat teknologi tersebut agar perekonomiannya lebih meningkat dalam jasa, " Kata petani Dusun Cermin Desa Sukakerta, Rohmat Maulana kepada pelitakarawang.com, Rabu (27/11).

Menurutnya, alat yang mulai banyak saat ini adalah Kombine harvester, alat itu memang bisa langsung memarit dan memasukan gabah langsung kedalam karung tanpa bantuan tukang dan alat lain seperti power tresser atau "rontogan", walaupun bisa melumpur di tanah dengan kondisi basah sekalipun, tetap saja, alat ini negatifnya merusak tanah dan gabah yang di tebas, banyak yang berjatuhan atau kurang bersih. Kemudian alat lain seperti transplanter untuk tanam dan drone untuk penyemprotan,  belum semua petani dan warga mampu mengoperasikannya. Jadi, memulai start mekanisasi pertanian itu, sebutnya harus di iringi dengan keluwesan para buruh tani untuk bisa mengoperasikannya dengan latihan dan mengurangi kerugian produksi akibat dampak teknologinya. "Ada kelebihan dan kekurangannya, tapi harus di petakan, sejauh mana antisipasinya, " Katanya. 

Wakil Ketua DPRD Karawang H Deden Rahmat mengatakan, pihaknya mendukung upaya penggunaan teknologi pertanian yang mulai start dilakukan. Hanya saja, tentunya sosialisasi alsintan ini ke tiap-tiap petani agar agar tidak terjadi disharmonisasi sosial dilapangan. Tidak semua, teknologi di masa transisi ini bisa diterima buruh tani, jadi butuh pemahaman dan sosialisasi masif akan efektifitas teknologi bagi produksi pertanian bagi buruh tani dan pelaku pertanian. "Kita dukung peralihan ke teknologi, tapi ingat harus banyak sosialisasi, agar tidak terjadi disharmonisasi sosial di lapangan, " Pungkasnya. (Rud)