PELITAKARAWANG.COM - Produksi gabah ke wilayah hilir tetap stabil, namun, banyaknya masa panen, jadi alasan harga gabah selalu anjlok sampai ke hilir. Terang saja, hanya berselang dua Minggu terakhir, harga gabah hanya di banderol Rp4,7 ribuan perkilogram dari sebelumnya Rp5,2 ribu. Namun, sesekali, naik turunnya harga, ditentukan calo dan Tangkulak di laoangan. 

"Produksinya selalu bagus sekarang mah, bisa sampai 7-8 ton perhektar. Tapi, soal harga semakin ke Utara semakin turun. Alasannya sih karena banyaknya masa panen, " Kata Petani di perbatasan Lemahmukti - Pulogebang Kecamatan Tempuran, Hasan (50).

Harga saat ini yang di banderol Tangkulak, Rp4,7-4,8 ribuan perkilogramnya. Bagi petani, angka demikian memang stabil, tapi tetap kalau sudah banyak potongan seperti kuli angkut gabah, calo angkut Truck sampai biaya rontok padi, petani penggarap sepertinya hanya mendapatkan hasil yang sepadan dengan biaya produksinya. Kecuali, sebutnya, harga sudah diatas Rp5,0, setidaknya ada tambahan keuntungan bagi petani dan penggarap. Lagi pula, harga yang dibanderol Tangkulak itu sebenarnya sudah di potong juga oleh calo wilayah. "Tangkulak itu menawarkan harga ya setelah hitungan calo juga. Bagi petani kalau gak jual langsung, bagaimana bisa nambah buat modal lagi nyawah, " Katanya. 

Petani lainnya, Jaja mengaku, bagus tidak bagus produksi gabah, yang paling banyak untung itu, adalah calo dan Tangkulak. Karena, sering kali, sudah harga di patok murah, juga dihutang lama berminggu-minggu. Apalagi, belum dibayar, petani harus siap bayar kontan kuli angkut yang besarannya Rp10 ribuan perkarung. Ia berharap, pengamanan di pesawahan di perketat saja, karena banyak oknum calo dan Tangkulak yang seringkali memainkan harga."Gimana mau aman, saat panen kan gak ada polisi atau TNI, " Pungkasnya. (Rud)