PELITAKARAWANG.COM-.Direktur Pembinaan Tenaga Kependidikan Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Kementerian Kebudayaan (Kemendikbud), Santi Ambarukmi mengatakan salah satu hal baru soal pelatihan guru adalah program 5 In dan 3 OnIn artinya adalah tatap muka sementara on adalah guru-guru yang telah dilatih kembali ke sekolahnya.

Santi menjelaskan, program ini dilakukan setiap minggu. Guru dipanggil untuk bertemu dan dilatih sebanyak dua kali atau disebut dengan istilah dua kali in. Setelah itu, guru yang mendapatkan bekal menyampaikan apa yang sudah ia terima kepada rekan-rekannya di sekolah asal atau yang disebut dengan satu kali on.

Setelah satu pekan, guru tersebut kembali lagi tatap muka dengan pelatih untuk menjelaskan apa yang sudah ia lakukan dan hal yang menjadi masalah di masing-masing sekolah. Pelatihan ini kemudian dilanjutkan hingga lima kali. Diharapkan, dengan demikian guru dapat meningkatkan kompetensi dan mengetahui masalah yang perlu dihadapi di sekolahnya.

"Harapannya tidak mengganggu proses belajar mengajar, sehingga kita gunakan sistem tatap muka in dan on. Ada lima kali in dan tiga kali on. Jadi kita panggil mereka mungkin Sabtu atau Ahad," kata Santi, dalam diskusi internasional Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat di Hotel Millennium, Jakarta, Selasa (5/11).

Sistem tersebut diharapkan memunculkan berbagi pengalaman antara para guru. Selain itu, masalah yang dimiliki masing-masing sekolah bisa didiskusikan bersama selama proses in berlangsung. "Jadi proses ini kita selesaikan di KKG (Kelompok Kerja Guru). Guru-guru yang ada di gugusnya, guru-guru ini akan bertemu untuk melakukan peningkatan kompetensi," kata Santi menjelaskan.

Ia menjelaskan, untuk materi-materi awal yang digunakan dalam pelatihan didapatkan dari hasil-hasil uji kompetensi guru (UKG). Santi mengakui, saat ini hasil UKG masih belum memenuhi harapan. Namun, melalui kekurangan itulah Kemendikbud mencari materi yang masih perlu diberikan untuk para guru.

"Kita memiliki beberapa bahan untuk kita jadikan materi yang akan kita berikan. Mana saja yang tidak dikuasai, itu kita berikan," kata Santi.

Saat ini, program 5 In dan 3 On sudah dijalankan hanya saja belum dilakukan secara masif. Untuk guru dan tenaga kependidikan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), masih 150 guru yang diikutkan program ini. Namun, Santi berharap 150 guru ini bisa membantu menyebarkan hasil pelatihan ke gugus-gugus tempat mereka.(rol)