PELITAKARAWANG.COM - Turut menjaga ketahanan energi nasional sudah menjadi keharusan bagi Pertamina EP Asset 3. Sebagian besar wilayah kerja Pertamina EP Asset 3 merupakan brown field atau lapangan migas tua, sehingga Pertamina EP dituntut untuk mengedepankan inovasi dan melakukan banyak improvisasi untuk menahan laju decline point  produksi migas serta menghasilkan nilai tambah bagi Negara.

Untuk itu sejak beberapa tahun terakhir, di lingkungan Pertamina EP seluruh pekerja didorong untuk mengembangkan kreatifitasnya dalam berinovasi, berimprovisasi maupun mereplikasi tekhnologi atau sistem yang mungkin sudah ada tapi belum diterapkan di Pertamina EP.  Tahun 2019 ini, Pertamina EP Asset 3 berhasil mengeksekusi berbagai inovasi dan improvisasi yang terbukti mampu mendukung peningkatan produksi di lingkungan Asset 3. Diantara puluhan inovasi tersebut, 4 mendapatkan penghargaan Platinum di ajang UIIA (Upstream Improvement & Inovation Awards), yakni penghargaan tertinggi di lingkungan Hulu di Pertamina. 

Inovasi pertama diusung oleh tim Iprove Atom menciptakan BASI system yang mampu mengatasi masalah unplanned shutdown atau tidak lagi bekerjanya alat pemisah minyak, gas dan air yang keluar dari dalam perut bumi karena kehabisan daya, yang mana hal ini dapat mengakibatkan kerugian bagi Perusahaan maupun lingkungan sekitar. Penerapan BASI system selama beberapa bulan di lingkungan Pertamina EP Asset 3 mampu memberikan nilai tambah sebesar 1,8 miliar rupiah.

Berikutnya tim PC Prove Radja Tiga mengusung inovasi Pressure Swing Adsorption natural gas (PSA) yang mampu meningkatan sales gas dan performance production di Stasiun Pengumpul Randegan Jatibarang Field, melalui inovasi ini jumlah kandungan CO2 yg terkandung dalam gas bumi dapat diturunkan hingga dibawah 5%mol sehingga gas yg dihasilkan bisa dikonsumsi oleh berbagai konsumen diantaranya Pabrik Kapur, Pabrik Keramik dan Pabrik Genteng.  Inovasi  pemurnian gas dengan cara pemisahan gas karbondioksida  ini mampu meningkatkan penjualan gas bumi lapangan Randegan dari 0,3 Juta Standar Kaki Kubik diawal 2019 menjadi 1,2 Juta Standar Kaki Kubik menjelang akhir 2019 dan memberikan nilai tambah bagi Perusahaan sebesar IDR 6 M. Ditahun 2020, melalui inovasi PSA ini ditargetkan penjualan gas dapat meningkat hingga 1,9 Juta Standar Kaki Kubik, yg artinya tambahan produksi Migas di Kabupaten Majalengka.

Tim PC Prove Sea Waroc dengan inovasi tekhnologi pencegahan marine growth yang disebut Sea Waroc. Marine growth atau tumbuhnya organisme laut yang menempel pada pipa produksi minyak bumi lepas pantai Pertamina EP Asset 3 Jatibarang Field sangat menganggu proses produksi minyak bumi di lapangan lepas pantai X-ray Pertamina EP yang terletak di sekitar Laut Jawa. Penggunaan Sea Waroc selama 5 bulan mampu menghemat biaya pemusnahan marine growth hingga 99,86% dari 23,2 miliar rupiah menjadi hanya 31,5 juta rupiah.

Tim PC Prove Cobek berupaya mengatasi tingginya kadar H2S pada gas yang diproduksikan lapangan Tambun dengan inovasi bubur lengket (Burket), yakni campuran dari bahan-bahan besi oksida (Fe2O3), kapur (CaCO3), dan air (H2O). Pemanfaatan burket dipadukan tabung silinder  bekas yang telah dimodifikasi mampu menyerap kandungan H2S dalam gas hingga layak jual. Inovasi ini mampu menghemat biaya operasional Pertamina EP Asset 3 Tambun Field hingga 2,69 miliar rupiah.

General Manager Pertamina EP Asset 3, Wisnu Hindadari menyampaikan Inovasi tim Pertamina EP Asset 3 tidak hanya mengatasi berbagai problem pengusahaan minyak dan gas bumi namun juga menjaga keberlangsungan Perusahaan dan tentunya turut menjaga ketahanan energi nasional. "Dengan wilayah kerja tersebar dari Bekasi hingga perbatasan Jawa Tengah, saat ini produksi Pertamina EP Asset 3 sebesar 13,116 Barel Minyak Per Hari dan Gas sebesar 262 MMSCFD yang berasal dari Jatibarang Field, Subang Field, dan Tambun Field, "Tutupnya.  (rud/Rls)