PELITAKARAWANG.COM - Dengan jumlah penduduk 2,2 juta jiwa, Karawang masih belum aman dari serbuan sampah. Tercatat, ada 1.000 ton sampah dalam sehari di kota Interasih ini, dan yang berhasil terangkut hanya 700 ton setiap harinya. 

Aktivis sampah DLHK Karawang, Endang mengatakan, dalam sehari 1.000 ton sampah di produksi masyarakat Karawang dari jumlah penduduk 2,2 juta jiwa. Yang berhasil di angkut, sambungnya, hanya 700 ton, sementara sisanya 300 ton tidak terangkut dan berserakan diberbagai lokasi, seperti jembatan, sungai dan muara laut. Entah sampai kapan ancaman lautan sampah ini melanda desa-desa, selama pola pikirnya tidak dorongan optimal. Padahal, peluang pengelolaan dan pengurangan sampah, sudah tidak kurang regulasinya maupun peluangnya. Kenapa tidak, di mulai dari lingkungan sendiri, pemerintahan desa dan kelompok. "Ada 300 ton sampah yang tidak terangkut dan berserakan setiap harinya di Karawang ini, " Katanya saat sosialisasi di Kecamatan Cilamaya Kulon, Selasa (3/12).

Lebih jauh Endang menambhakan, Bumdes desa dan anggaran desa, kalau Sudi bisa di manfaatkan untuk pengadaan bank sampah dan pengelolaannya. Di Cilamaya kulon ini ada model pengelolaan sampah yang baik, seperti Paud alam Al Firdaus Desa Muktijaya, itu sekolah berbayar sampah. Bahkan, sampah bisa di kelola dari siswa, oleh siswa dan untuk siswa harus di wujudkan di setiap lokasi. Sebab, 30 persen sampah harus di kurangi dan 70 persennya harus di kelola. Dirinya, teringat pesan Perdana Menteri Singapura, Li Kwan Yu yang mengatakan bahwa, jika ingin membangun daerah, maka harus mampu terlebih dahulu benahi lingkungan dan kebersihan sendiri, sehingga kemajuan ekonomi dan kesehatan bisa di bangun optimal. Cara itu, sebutnya, harus di tiru, karena hasilnya bisa di lihat, seperti Singapura saat ini. "Bank sampah harus dikelola dengan dari desa-desa, peluang dan regulasinya sudah ada, " Pesannya. 

Menyikapi itu, Kades Pasirukem, Segi Supomo mengaku tertarik pengelolaan sampah yang ditawarkan LH. Dirinya, mengakui, di saat medianya seperti cator ada, tetapi pola pikirnya masih sulit, ini yang harus di yakinkan lebih jauh buat masyarakat. Oleh karenanya, ia berharap, aktivis dan Dinas LH bisa turun gunung sosialisasikan program seperti bank sampah, dampak dan peluang dari pengelolaan sampah ini. "Saya tertarik, cuma konsep itu masih perlu banyak sosialisasi kepada masyarakat saya dulu, " Pungkasnya. (Rud)