PELITAKARAWANG.COM - Madinah—Dua mahasiswa program doktor (S3) asal Indonesia kembali mengharumkan nama bangsa di Arab Saudi. Keduanya dinyatakan lulus oleh tim penguji dengan predikat Summa Cum Laude dan berhak untuk menyandang gelar Doktor.

Azmi Zarkasyi Abdullah Syukri yang menekuni jurusan pendidikan (tarbiyah) dan Emha Hasan Ayatullah yang mengambil jurusan fiqhussunah menjalani sidang terbuka promosi doktor pada waktu yang bersamaan di tempat yang berbeda, yaitu di ruang sidang fakultas hadits dan ruang sidang fakultas dakwah.

Di hadapan tim penguji, Azmi Zarkasyi Abdullah Syukri berhasil mempertahankan disertasinya yang berjudul “Peran kegiatan Ektrakurikuler dalam Penanaman Nilai-nilai Pendidikan Islam pada Siswa Tingkat SMA di Pondok Pesantren Modern di Pulau Jawa Indonesia dalam Pandangan Pendidikan Modern.”

Sementara, Emha Hasan Ayatullah mengangkat hasil penelitian dan Otentikasi buku “Fathul Baari Syarah Sahih Bukhari, Karya Al-Hafidz Abdul Fadl Ahmad bin Ali bin Hajar al-Asqolani, dari Kitab Bercocok Tanam hingga Akhir Kitab Al-Mukatab Bagian Bab: Belilah, Lalu Aku Bebaskan.”

Selain disaksikan para mahasiswa asal Indonesia dan beberapa mahasiswa asing di UIM, Sidang terbuka promosi doktor dua mahasiswa yang berlangsung Kamis, 30 Januari 2020 tersebut dihadiri oleh Pelaksana Fungsi Pensosbud 2 Konsulat Jenderal RI (KJRI) Jeddah, Tubagus Nafia. 

Setelah dinyatakan lulus dengan nilai sangat memuaskan oleh tim penguji, Azmi langsung melakukan sujud syukur dan memeluk para penguji. 

Selain menerima ucapan selamat dari tim penguji, Azmi dan Emha dikerumuni oleh rekan-rekannya sesama mahasiswa yang bergiliran menyalami dan memeluknya sambil mengucapkan selamat atas prestasi membanggakan yang diraih mereka berdua.

Azmi Zarkasyi Abdullah Syukri merupakan putra dari salah satu Pengasuh Pondok Modern Darussalam Gontor Ponorogo. Pria kelahiran Ponorogo 1986 ini mulai belajar di UIM sejak 2005 dengan mengambil jurusan dakwah dan usuluddin untuk program S1 dan jurusan tarbiyah (pendidikan) pada program S2 dan S3.

Diungkapkan Azmi, sapaan akrabnya, karena menghadapi berbagai tantangan, dirinya membutuhkan lima tahun untuk menuntaskan program doktornya,. 

“Proses birokrasi yang panjang, mencari dan mengumpulkan data dari berbagai sumber di Indonesia, tantangan gaya Bahasa Arab dalam penulisan ilmiah, membagi waktu antara belajar dan waktu untuk keluarga,” tutur cucu dari salah seorang pendiri Pondok Modern Darussalam Gontor ini.

Saat ditanya apa rencana selanjutnya setelah merampungkan pendidikannya di Universitas Islam Madinah, Azmi berujar akan kembali mengabdi di pondok yang kini diasuh orang tuanya.

Sementara, Emha yang berasal dari Banyuwangi Jawa Timur memilih bergabung dengan rekan-rekan pendahulunya, yaitu mengajar di kampus. (Fauzy Chusny).(rls/red)