PELITAKARAWANG.COM‐ Masa observasi ratusan WNI terkait virus Corona di Natuna, Kepulauan Riau akan segera berakhir, Sabtu (15/2). Mereka akan dipulangkan ke daerah masing-masing, termasuk 13 orang warga Jawa Barat.


Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan, dari hasil observasi di Natuna tersebut dipastikan tidak ada yang terjangkit virus corona meski mereka sempat tinggal di Provinsi Hubei, China.


"Yang penting berita bahagianya mereka negatif terpapar Covid-19," kata Ridwan Kamil ditemui di Gedung Sate, Kota Bandung, Jumat (14/2).


Emil, sapaan akrabnya, menuturkan pihaknya melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) Jawa Barat sedang mempersiapkan kembalinya ke-13 warga Jabar tersebut.


"Nanti para orang tuanya diatur sedemikian rupa sehingga kepulangannya mudah-mudahan lancar. Setelah itu kita berjuang bersama-sama jangan sampai ada terdeteksi yang positif di Indonesia," ucapnya.


Untuk mengantisipasi virus corona, lanjut Emil, pihaknya juga sudah menyiagakan enam rumah sakit rujukan di Jabar. Rumah sakit tersebut sudah memiliki standar operasional prosedur memadai untuk menangani jika ditemukan ada yang terduga terjangkit virus corona.


"Sudah disiapkan juga ruang isolasinya. Jadi media bantu lawan hoaksnya," katanya.


Sementara itu, Kepala Dinkes Jabar, Berli Hamdani menjelaskan pihaknya tidak akan menyiapkan sambutan khusus kepulangan 13 warga Jabar tersebut. Teknis kepulangan telah diatur Kementerian Luar Negeri (Kemenlu).


"Sementara ini teknisnya kita mengikuti dari Kemenlu. Pemulangan itu akan ditangani langsung oleh Kemenlu bekerja sama dengan Imigrasi," kata Berli.


Berli menyatakan ke-13 warga Jabar dalam kondisi sehat. Mereka semua adalah para mahasiswa yang menempuh studi di China.


"Jadi sesampainya di rumah tidak dikarantina lagi. Karena kalau sudah menjalani karantina dan sudah sampai masa inkubasi itu dikatakan mereka aman, bahkan lebih terjamin dibanding kita," ucapnya.

Foto hanya Ilustrasi


Dia menambahkan, Kementerian Kesehatan menginstruksikan untuk tetap mewaspadai penyebaran virus corona.


"Kami hanya diperintahkan oleh Kemenkes untuk memantau bukan pada yang pulang. Justru kita memantau keseluruhan karena ancaman ini belum berakhir," ujarnya.(CNN)