PELITAKARAWANG.COM-.Upaya penanganan sampah hingga saat ini masih belum mendapatkan perhatian serius dari pemerintah.Hal itu setidaknya terlihat dari tidak banyaknya pemerintah daerah yang memiliki peraturan daerah atau perda terkait pengelolaan sampah.
Direktur Penilaian Kinerja Pengelolaan Limbah B3 dan Limbah non B3 Dirjen Pengelolaan Sampah, Limbah dan B3 kementerian Lingkungan Hidup (KLH) Sinta Saptarina mengatakan dari survei BPS, tercatat sekitar 72 persen masyarakat di indonesia tidak perduli dengan pengelolaan sampah.
“Pemerintah daerah pun tidak banyak yang peduli. Hanya ada 4 daerah di Jabar yang peduli, dengan membuat perda hingga perwal,” jelasnya di acara Peringatan Hari Sampah Nasional di Bandung, Selasa (25/02/2020).
Kota Bandung, menurutnya menjadi satu-satunya daerah yang sudah memiliki Perda Pengelolaan Sampah. Yakni Perda Nomor 9 tahun 2018.  Didalamnya juga mengatur tentang pembatasan penggunaan kantong plastik.
“Soal penggunaan kantong plastik yang dibatasi ada empat daerah di Jabar yakni Kota Bandung, Kota dan Kabupaten Bogor dan Kota Bekasi,” jelasnya.
Selain itu ia menganggap anggaran untuk pengelolaan sampah juga masih kecil Idealnya dalam setiap APBD dianggarkan dana sebesar 3-4 persen dari total anggaran APBD. Namun saat ini rata-rata hanya sebesar 0.07 persen dari APBD. Padahal banyak sarana dan prasarana pengelolana sampah yang harus dipelihara dan diperbaiki, termasuk peningkatakn kapasitas SDM.
“Tapi kami optimis, target pengurangan sampah yang dikirim ke TPA dapat mencapai 30 persen, sementara 70 persen sampah akan tertangani dengan baik,” jelasnya.
Ia berharap Jabar juga menerapkan pengelolaan sampah dengan baik termasuk memanfaatkan bank sampah. Di Jatim, menurutnya, dengan membuang sampah terpilah ke bank sampah ternyata mampu meningkatkan ekonomi warga. Warga bisa membayar tagihan listrik hingga biaya sekolah melalui bank sampah.
Ketua Forum Bank Sampah M Satori mengatakan di Jabar saat ini sudah ada sebanyak 1612 bank sampah. Dari jumlah itu dalam satu tahun bank sampah dapat memiliki omset sebesar 552,9 juta rupiah.
“Nasabah bank sampah kita sebanyak 9.617 orang dimana sekitar 400 ton sampah ekonomis dapat dikelola dalam setahun,” tuturnya.***TS