PELITAKARAWANG.COM-.Jakarta kebanjiran lagi setelah hujan pada akhir pekan lalu. Daerah yang tercatat terendam genangan pada Minggu (23/2) lalu beberapa di antaranya adalah kawasan Pulo Gadung, Cempaka Putih hingga kawasan Sunter.

Data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah DKI Jakarta, setidaknya ada 98 RW di Jakarta yang terendam banjir akibat hujan sejak Sabtu (22/2) lalu.

Terkait maraknya genangan, Kepala BPBD DKI Jakarta Subejo dalam keterangan tertulisnya pada akhir pekan lalu mengatakan, "Penyebabnya ialah cuaca ekstrem dan tinggi berdasarkan informasi curah hujan dari BMKG."



Tapi, setidaknya dalam rentan dua bulan terakhir, Jakarta sudah empat kali mengalami kebanjiran yaitu pada 1 Januari, 24 Januari,8 Februari, dan terakhir 23 Februari lalu.

Pengamat Tata Kota Yayat Supriyatna menilai bukan hanya hujan ekstrem saja yang membuat wilayah Jakarta kebanjiran lagi. Namun, ada reka tata kota yang harus diperhatikan. Ia menilai sejauh ini solusi yang ditawarkan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan tidak cocok diterapkan di wilayah ibu kota RI tersebut. Salah satunya ia mengomentari soal sumur resapan yang digagas Anies.

"Fungsi resapan di wilayah Utara itu bisa dikatakan tanahnya sudah jenuh air. Jadi kalaupun ada sumur resapan, airnya sudah tidak masuk sama sekali," kata Yayat saat dihubungi, Senin (24/2).



Kemudian, Yayat menyoroti kesinambungan drainase antarkawasan. Menurutnya, drainase yang dibenahi parsial tidak akan menyelesaikan masalah banjir. Oleh karena itu, ia menegaskan setiap kawasan harus menyatukan sistem pengairannya.

"Kita mengedepankan pendekatan struktur seperti naturalisasi, kita lupa ada non-struktur. Apa saja? Seperti tata guna lahan, tata ruangnya, kebijakan run off air rumus resapan," ujar Yayat.

"Mendorong perizinan yang lebih tepat dan menambah ruang terbuka hijau lebih banyak itu harus dibarengi. Sia-sia kalau tidak," lanjut dia.

Terakhir, ia mengingatkan kinerja Anies beserta jajarannya perlu dievaluasi terkait penanganan banjir. Sebab diketahui, DKI memiliki waktu kemarau yang cukup lama pada 2019 lalu untuk menghadapi banjir tahun ini.

Yayat menyarankan Anies seharusnya menggiatkan melakukan pengerukan dan pembenahan drainase pada musim kemarau yang memang cukup panjang tahun lalu. Kemudian Anies harusnya memikirkan agar tidak melakukan proyek besar di musim penghujan.

"Jangan mengerjakan proyek pada musim hujan. Kemarau tahun-tahun ini cukup panjang. Apa yang kita lakukan tujuh bulan? Pengerukan tidak dilakukan pada saat hujan, begitu juga sampah dan pintu air harus dijaga," katanya.



Sementara itu, Ketua DPRD DKI Prasetyo Edi Marsudi mengkritik revitalisasi trotoar oleh Anies yang dinilainya turut menimbulkan terjadinya genangan. Bahkan, katanya, di RSCM di Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat yang tak pernah tergenang pun menjadi korban sehingga peralatan medis terendam akhir pekan lalu.

"Istilahnya cakep dari luar, tapi pas kita bongkar dan lihat ke dalam berantakan. Ini yang harus jadi perhatian. Wajar banjir kan sampai RSCM juga," kata dia, Senin (24/2).

Sementara itu, untuk membantu penanggulangan banjir di RSCM, Dinas SDA DKI menerjunkan hingga 100 petugas.

"Kita pakai Satgas Kecamatan Menteng dan satgas sudin pusat. Saat ini satgas yang ada di Kecamatan Menteng sekitar 100 orang," kata Kepala Dinas SDA DKI Jakarta Juaini saat dihubungi.

Juaini menjelaskan satgas itu menyiapkan pompa mobile untuk membantu pengurasan air. Setidaknya ada 2 sampai 3 unit pompa yang disiagakan dari Jakarta.

Ia mengatakan air yang membanjiri di RSCM akibat luapan Sungai Ciliwung. Hujan ekstrem sejak Sabtu (22/2) malam hingga Minggu (23/2) disebut menjadi penyebab naiknya permukaan air di kawasan tersebut. Selain itu, Juaini memastikan akan melakukan pembersihan saluran di kawasan tersebut agar banjir tidak terulang kembali.

Sementara itu di Underpass Kemayoran yang kerap terendam banjir sejak awal tahun ini, Balai Besar Sungai Ciliwung Cisadane (BBWSCC) bakal melakukan pengerukan di situ dan danau di sekitar Kemayoran, Jakarta Pusat.

"Kami melakukan pengerukan di Danau Kemayoran dengan 2 ekskavator. Kan kemarin hujan ekstrem loh. Setelah pengerukan diharapkan turun 2,4 meter sehingga tidak banjir lagi," kata Kepala BBWSCC Bambang Hidayah di Balai Kota DKI Jakarta, Senin.

Menurutnya banjir terjadi karena pasang air laut yang meluber di kawasan Sentiong, Jakarta Pusat dan terkoneksi dengan Kemayoran.

"Air lautnya masuk ke Sentiong sehingga air dari rawa Kemayoran tidak bisa dibuang ke Sentiong. Sehingga terjadi back water atau kembali ke drainase airnya salah satunya ke underpass" katanya.

"Kami rencana bangun pompa Sentiong. Mungkin Maret ini pembangunannya," sambung Bambang.***CNN