Meninggalnya seorang warga Tempuran yang lama berdomisili di Rawamerta setelah di telesuri dilapangan ada yang menyebutkan,ia sudah memiliki penyakit sebelumnya dan almarhum semenjak bulan februari juga sudah sakit-sakitan dan tampak tubuhnya sudah terlihat beda,lesu dan terlihat kurang sehat,(20/4/2020).

Kepala Puskesmas Tempuran juga mengatakan percis dengan keterangan narasumber termasuk hasil visitasi pada saat trcaking pertama ke pihak keluarga 2 hari yang lalu,memang almarhum sedang berobat jalan karena komplikasi paru (TBC) dan Jantung, itu dipertegas keterangan dari keluarganya,terang H.Aziz Solehidin.
H.Aziz Solehuidn menambahkan,hari ini adalah tracking kedua kepada keluarga almarhum dengan tujuan utama adalah melakukan test rafid kepada 7 keluarganya,termasuk kepada tukang ojeg yang membawa almarhum saat berobat ke RSUD Karawang,ungkap Kapus Tempuran tersebut.

Satu sumber lain menyebutkan,almarhum  (24) adalah sosok pria pekerja keras,kuat dan pernah bersekolah di SDN Panyingkiran 4 Rawamerta.

Menurut narasumber pula,dibulan februari almarhum masih bekerja di Johar Karawang,pada salah satu toko sepatu plastik grosiran.Dan dari Johar lah, ia diminta untuk istirahat dulu karena ga tega melihatnya,dia itu pekerja ulet dan alhamdulillah bisa mendengar akhirnya dia balik ke Rawamerta,jelasnya.

Untuk almarhum menetap di Tempuran baru beberapa hari saja,ujar narasumber dari Rawamerta,namun sayang namanya enggan disebutkan.
Selanjutnya ditempat terpisah,jumlah pasien dalam pengawasan (PDP) yang meninggal dunia di Kabupaten Indramayu terus bertambah. Para pasien itu sebelumnya memiliki penyakit penyerta (comorbid).

Hal itu terungkap dari data yang dirilis Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Indramayu. Pada Sabtu (18/4), jumlah total PDP yang meninggal dunia mencapai 17 orang. Jumlah itu bertambah satu dibandingkan sehari sebelumnya, Jumat (17/4), yang mencapai 16 orang. Sedangkan hingga Kamis (16/4), jumlah PDP yang meninggal ada 15 orang.

Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Indramayu, Deden Bonni Koswara, menjelaskan, sebanyak 17 PDP yang meninggal itu memiliki penyakit penyerta. ‘’17 PDP (yang meninggal) semuanya memiliki comorbid,’’ ujar Deden, Ahad (19/4).

Adapun penyakit penyerta yang dialami para PDP itu di antaranya hipertensi, jantung dan diabetes. Penyakit penyerta tersebut telah memperburuk keadaan mereka.

Deden menambahkan, hingga saat ini, hasil tes swab terhadap para PDP itu belum keluar. Hasil laboratorium tersebut akan menunggu rilis dari Labkesda, yang rencananya akan disampaikan pada Senin (20/4).

Namun, Deden mengakui, di antara para PDP yang meninggal itu ada yang belum dilakukan swab. Pasalnya, pelaksanaan swab hanya bisa dilaksanakan oleh analis yang sudah terlatih oleh Kemenkes, dan posisinya ada di RSUD Indramayu.

Sedangkan di sisi lain, ada PDP yang kematiannya begitu cepat sehingga belum sempat dirujuk ke RSUD Indramayu.

Sementara itu, total PDP di Kabupaten Indramayu hingga Sabtu (18/4) mencapai 53 orang. Selain 17 PDP yang meninggal, 10 PDP dinyatakan selesai dan 26 PDP masih dalam pengawasan.

‘’Setelah kami analisa dari PDP, 88 persen penyebabnya adalah dari local transmission,’’ terang pria yang juga menjabat sebagai Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu itu.

Untuk itu, Gugus Tugas akan segera membuat cek poin di sembilan lokasi. Yakni, Krangkeng, Tukdana, Cikamurang, Bantarwaru, Stasiun KA Jatibarang, Stasiun KA Haurgeulis, TPI Dadap, TPI Karangsong dan TPI Eretan Wetan. ‘’Nanti kami akan lakukan skrining bersama gugus tugas, TNI dan Polri,’’ kata Didin.

Sementara itu, untuk kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Kabupaten Indramayu, mencapai dua orang. Sedangkan orang dalam pemantauan (ODP), totalnya ada 574 orang. Dari jumlah itu, 301 orang selesai dan 273 orang masih dipantau.***