Pulang merantau dari Karawang, satu Pasien Dalam Pengawasan (PDP) asal Majalengka meninggal dunia. Sebelumnya, dia sempat menjalani perawatan di rumah sakit selama tiga hari.(17/4).

“Dia sudah lama merantau di Karawang, namun karena situasi wabah Corona dan yang bersangkutan sedang merasakan sakit tidak enak (demam) badan akhirnya memutuskan untuk pulang mudik,” ujar Jubir Gugu Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Majalengka, Alimudin, Kamis (16/4/2020).

Yag bersangkutan pulang dari Karawang, menuju rumahnya yang berada di Kecamatan Malausma Kabupaten Majalengka pada Senin (13/4/2020), menggunakan travel. Saat itu, kondisinya dalam keadaan sakit.

Sekitar pukul 08.00 WIB korban tiba di Majalengka. Namun tidak langsung ke rumah, melainkan meminta turun di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Majalengka. Tujuannya, ingin memeriksakan diri dan berobat.

Saat pemeriksaan, tim medis RSUD Majalengka menemukan bahwa pasien berjenis laki-laki itu mengalami sakit dengan ciri-ciri mirip Covid-19.

Dari Ruang IGD RSUD Majalengka korban langsung dirujuk ke ruang isolasi perawatan Covid-19 karena diduga mengalami sakit dengan ciri-ciri mirip terpapar Covid-19.

“Setelah menjalani perawatan selama tiga hari di ruang isolasi, pasien akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya pada Rabu (15/4/2020) sekitar pukul 07.30 WIB,” ucap Ali.

Menurut keterangan tim medis, sementara gejala yang diderita pasien, yaitu mengidap sakit paru-paru.

“Karena ada ciri-ciri itu, akhirnya oleh kami dimasukan ke PDP dan perawatanya seperti pasien Covid-19. Almarhum meninggal dunia kemarin, tapi sebelumnya kami sudah tes, namun hasil Swab/PCR nya, belum keluar hingga saat ini, mudah-mudahan hasilnya negatif,” jelas Ali.

Jenazah korban sudah langsung dibawa pulang oleh tim medis saat itu juga dan siang harinya sudah dimakamkan di Malausmaa, sesuai protokol kesehatan.

Kabar sebelumya,dituliskan Saya membaca informasi ini di group SMP Bantarujeg. Inti pesan yang mau disampaikan adalah virus Corona ini bahkan sampai pelosok Majalengka, dibawa orang yang merantau.

Ini saya peringatkan ke semua,jangan pulang jika sayang kampung sendiri. Saya saja marah besar karena saudara saya sendiri pulang, dan saya laporkan ke aparat desa untuk dibantu memantau.

Negara lebih berat menanggulangi virus ini jika semakin tersebar. Krn pemerintah tidak tegas melarang mudik, kita tetap sebaiknya tidak mudik. Sadar diri saja mengambil langkah yang lebih baik dan lebih tegas dari yang diminta pemerintah untuk kebaikan bersama.

Copas:

A. Pada hari Rabu 15 April 2020 sekitar pukul 07.30 WIB telah meninggal dunia PDP Covid19 di RSUD Majalengka seorang warga a.n. sdr. Ade Irfan (29 thn) pekerjaan wiraswasta alamat Blok Ciakar RT 04/02 Dusun Mekarsari Desa Malausma Kec. Malausma Kab. Majalengka.

B. Kronologis Kejadian :

    1. Sdr. Ade Irfan (29th) sudah lama merantau di karawang, namun karena situasi wabah Corona dan sdr. Ade Irfan sedang merasakan sakit tidak enak (demam) badan akhirnya memutuskan untuk pulang mudik;

    2. Pada hari Senin tanggal 13 April 2020 pkl 05.00 WIB tadi pagi sdr. Irfan berangkat pulang mudik ke Majalengka dengan menggunakan travel dalam keadaan sakit (demam); 

    3. Pada sekitar pkl 08.00 WIB sdr. Ade Irfan tiba di Majalengka dan meminta turun di RSUD Majalengka tidak langsung pulang ke Malausma dgn maksud memeriksakan diri dan berobat;

    4. Dari Ruang IGD RSUD Majalengka sdr. Ade Irfan langsung dirujuk ke ruang isolasi perawatan Covid19 karena diduga mengalami sakit dg ciri ciri mirip terpapar Covid19;

    5. Pada hari Rabu tgl 15 April 2020 pkl 07.30 wib sdr. Ade Irfan dinyatakan meninggal dunia;

    6. Pkl 11.45 jenazah tiba di lokasi pemakaman di TPU Dsn. Cikondang Ds. Keramat Jaya Kec. Malausma dan dilaksanakan prosesi pemakaman dengan protokoler penderita Covid19.

Pemakaman selesai pkl 12.30 WIB dalam keadaan aman dan tertib.

Komentar saya:

Saya mendapatkan komentar sana sini, ada yang mengatakan saudaranya negatif berdasarkan rapid test. Tapi, belum dikatakan hasil test Ade Irfan yang resminya, apakah positif atau negatif.

Di pernyataan tersebut hanya dikatakan, beliau PDP. Dan PDP itu bisa positif atau negatif. Tapi, kenyataan beliau meninggal dengan pemakaman standar Protap Covid 19.

Saya tidak mengenal beliau, ini hanya copas dari group SMP. Jika tidak ada kasus ini, atau hoax, tidak ada yg meninggal, berarti hoax. Tapi, ada yg mengklarifikasi bahwa yang meninggal benar, dimakamkan dg standar covid 19, juga tidak dibantah untuk kehati-hatian. Artinya, informasi di atas akurat dan layak dipertimbangkan.

Pesan saya tetap kita harus hati-hati, dan sebaiknya jangan mudik. Tapi, saya melihat informasi di atas akurat dan bukan hoax. Saya juga tetap menyarankan agar yang melakukan kontak dengannya untuk melakukan isolasi, walaupun secara rapid test dinyatakan negatif. Karena rapid test dimungkinkan tidak akurat. Andaikan pun secara swab test dinyatakan negatif, bukan jaminan bebas dari virus. Sangat mungkin menjadi carier atau pembawa virus, hanya tak menunjukkan gejala. Tetap hati-hati.(tulisan diatas adalah postingan dari akun fb Mamat Rohimat).