Pemerintah mengeluarkan 10 dari 223 proyek yang ada dalam daftar Proyek Strategis Nasional (PSN) 2019. Keputusan tersebut diambil karena proyek dipastikan tidak akan selesai sampai akhir masa pemerintahan Presiden Jokowi.

Nas

"Berdasarkan evaluasi pelaksanaan PSN, terdapat sembilan PSN dan 1 program yang penyelesaiannya melebihi 2024 sehingga dikeluarkan dari daftar PSN," ungkap Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam keterangan tertulis, Kamis (16/4).

Sayangnya, Airlangga tidak merinci 10 proyek yang keluar dari daftar PSN. Namun, ia mengatakan sekitar 88 persen proyek di daftar PSN sudah melewati proses persiapan.

"Ini termasuk program ketenagalistrikan 35 ribu MW dan program kebijakan pemerataan ekonomi," katanya.

Sementara sisanya, 12 persen masih tahap persiapan. Salah satunya, program pengembangan industri pesawat nasional.

Data terakhir Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian mencatat setidaknya ada 88 dari 223 proyek yang selesai dikerjakan pada akhir 2019. Secara nilai, proyek yang selesai mencapai Rp421,1 triliun atau 10,06 persen dari total Rp4.183 triliun.

Rinciannya, sebanyak 20 proyek selesai pada 2016. Lalu, 10 proyek pada 2017, 32 proyek pada 2018, dan 26 proyek pada 2019.

Pemerintah menargetkan proyek yang selesai pada tahun ini setidaknya bisa mencapai 144 dari 223 proyek. Secara nilai mencapai Rp815,2 triliun atau 19,48 persen dari total.

Selain mengeluarkan proyek tersebut, pemerintah juga tengah mengkaji sekitar 232 usulan proyek yang akan dimasukkan ke dalam daftar PSN. Airlangga merinci, usulan itu berasal dari lima kementerian sebanyak 84 proyek.

Lalu, 123 usulan proyek dari 13 pemerintah daerah. Kemudian, 17 usulan proyek dari 4 BUMN/BUMND dan 8 usulan proyek berasal dari swasta.

Plt. Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Septian Hario Seto mengatakan pemerintah mengkaji usulan proyek dari beberapa aspek. Kajian dilakukan dengan Komisi Percepatan Pembangunan Infrastruktur Prioritas (KPPIP) di bawah Kemenko Perekonomian.

"Yang kami evaluasi dari segi pendanaan, aspek kemampuan investor, dampak terhadap perekonomian, dan aspek tata ruangnya sudah dapat memenuhi untuk kriteria PSN," jelas Seto.

Saat ini, sudah ada sembilan proyek yang selesai dikaji agar bisa segera memberikan kepastian kepada investor. Terdiri dari enam proyek smelter, satu proyek proyek pengolahan batu bara menjadi methanol di Kalimantan Timur, satu proyek Kawasan Industri Methanol, dan satu proyek pembangunan jalur Tol Kediri-Tulungagung.

Beberapa usulan proyek lain yang masih dikaji misalnya pengembangan kawasan industri Pulau Obi dan kawasan inudustri Weda Bay. Industri di Pulau Obi setidaknya memiliki jumlah tenaga kerja lokal mencapai 1.978 orang.

Ia mengatakan usulan proyek ini sejatinya sudah memiliki desain smelter RKEF tahap kedua dengan estimasi investasi mencapai US$800 juta atau sekitar Rp12,8 triliun (asumsi kurs Rp16 ribu per dolar AS).

Usulan lain,tulis lama CCN, kawasan industri Weda Bay memiliki investasi sekitar US$4 miliar sampai US$5 miliar atau Rp64 triliun sampai Rp80 triliun. Estimasinya kawasan industri ini bisa menggaet pangsa ekspor senilai US$2 miliar pada 2024.

"Dua kawasan industri ini yang sudah masuk dalam kategori yang dapat dipertimbangkan dalam PSN. Jika berkenan, keduanya ini akan kami mintakan untuk dilengkapi kekurangannya untuk kemudian masuk dalam daftar proyek PSN," katanya.***.