Pandemi COVID-19 telah membaut banyak sektor usaha terganggu, tarmasuk bisnis perhotelan. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Jabar menyebutkan tingkat kunjungan tamu menginap di hotel pada.
BPS Jabar menyebutkan Tingkat Penghunian Kamar (TPK) Hotel di Jawa Barat Maret 2020 mencapai 28,73 persen, turun 17,74 poin dibandingkan TPK Februari 2020 yang mencapai 46,47 persen. TPK hotel bintang dan non-bintang keduanya mengalami penurunan. 
TPK hotel bintang pada Maret 2020 sebesar 34,55 persen, turun 15,60 poin dibandingkan TPK Februari 2020 yang mencapai 50,15 persen. TPK tertinggi menurut kelas hotel bintang tercatat pada hotel bintang 2 sebesar 41,30 persen, sedangkan TPK terendah terjadi pada hotel bintang 1 sebesar 21,56 persen.
TPK hotel nonbintang mencapai 17,89 persen, turun 12,98 poin dibandingkan Februari 2020 yang mencapai 30,87 persen. TPK tertinggi untuk hotel nonbintang terjadi pada hotel dengan kelompok kamar diatas 40 sebesar 19,71 persen. Sedangkan TPK hotel nonbintang yang terendah sebesar 7,19 persen terjadi pada hotel dengan kelompok kamar kurang dari unit.
Rata-rata lama menginap tamu di hotel bintang Maret 2020 tercatat 1,83 hari dan di hotel nonbintang selama 1,18 hari. Tamu asing menginap di hotel bintang rata-rata selama 3,70 hari dan di hotel nonbintang selama 2,03 hari, sedangkan tamu asal Indonesia menginap rata-rataselama 1,78 hari di hotel bintang dan 1,18 hari di hotel nonbintang.
Sementara kunjungan wisatawan tercatat dimana tamu mancanegara yang datang melalui Bandara Husein Sastranegara Maret 2020 sebanyak 5.784 orang turun 53,65 persen dibanding Februari 2020 yang tercatat 12.451 orang. Bandara Kertajati yang mulai Februari 2020 mencatat kedatangan wisman, Maret 2020 dihentikan sementara. 
"Pandemi COVID-19 sangat berpengaruh terhadap semua sendi kehidupan terlebih Sektor Pariwisata," ujar Kepala BPS Jabar Dody Herlando. Sementara wisman melalui Pelabuhan Muarajati, seluruhnya crew kapal sejumlah 96 orang, turun 22,58 persen.**red