Sebuah masjid tua menjadi saksi peristiwa letusan Gunung Krakatau di Selat Sunda pada tahun 1883. Hingga 2013, bangunan masjid masih kokoh berdiri.

Masjid Jami Al-Anwar merupakan rumah ibadah umat Islam tertua di Lampung. Bangunannya berdampingan dengan kawasan Pecinan Teluk Betung, Bandar Lampung. 

Bangunannya memiliki arsitektur khas. Keunikan itulah yang memikat banyak warga multietnis di Teluk Lampung untuk mengunjunginya. Saban hari, warga dari kampung nelayan berdatangan untuk menjalankan salat lima waktu. Saat Ramadan, kegiatan masjid lebih sibuk.

Sejarah mencatat, saat Krakatau meletus, gelombang tsunami menerjang bangunan masjid. Namun masjid tetap tegak berdiri. Meski demikian, kongsi tiga suku pendatang yaitu Bugis, Sumatra Selatan, dan Banten, merenovasi bangunan tersebut.

Masjid pun menjadi pusat penyebaran agama Islam di Negeri Olok Gading. Keberadaan masjid menjadi pemersatu para nelayan dari berbagai daerah yang bersandar di Teluk Lampung. Bahkan, masjid berkapasitas 2.500 jemaah itu menjadi pusat perlawanan penjajahan Belanda.

Bangunan telah beberapa kali direnovasi. Namun sejumlah Alquran tua dan puluhan kitab kuno masih tersusun rapi di perpustakaan masjid. Satu di antaranya Kitab Fikih tulisan ulama besar asal Banten, Imam Nawawi Al-Bantani. Ada pula peninggalan lain seperti sebuah guci untuk berwudu dan meriam milik pejuang saat melawan penjajah.(Illa Fadilasari/metrotv).