Karawang-PEKA-.Tak bisa di hindarkan lagi sejarah Pilkada 2010 berulang,dengan pelaku yang hampir sama malah percis alur ceritanya,yakni berpindah dukungan alias membelot keputusan partai sendiri.(11/10/2015).

Di Pilkada 2010 lalu,pasangan calon bupati & Wakil Karawang,Soni Hersona dan H.Dadang Muchtar gagal,dan salah satu  kegagalan mereka akibat terganjal oleh majunya mantan Wakil Bupati Karawang kala itu,Hj.Eli Amalia Pritana yang berpasangan dengan H.Endang Abudllah (Paslon Elang).Sudah di ketahui oleh publik Karawang,bisanya Eli menjadi wakil bupati atau mendampaingi Dadang Muchtar pada tahun 2005 silam karena mengendari partai Golkar,lalu di tahun Pilkada 2015,Eli dan Dadang lagi bertarung demi jagonya masing-masing karena Eli mendukung mati-matian Paslon Da"i bisa menang,dan Dadang dengan Golkarnya mengusung Paslon Saiman.

Lalu di Pilkada 2015 ,selain Eli dan Dadang tetap berbeda sikap politik,Golkar di Pilkada Karawang  tanpa jagoan utamanya karena mengusung Saan Mustopa (Partai demokrat,red) dan H.Iman Somantri,salah satu kader Golkar  asal Birokrat sebagai wakil bupatinya.Yang sebelumnya,6 orang kader terbaik asal Golkar Karawang dari hasil seleksi internal partai malah rontok untuk balon bupati dan wakil bupati usungan internal partai.Kerontokan ke enam kader tersebut dalam hasil seleksi sampai detik ini tidak ada penjelasan resmi dari pengurus DPD Golkar Kabupaten Karawang.

Dulu Hj.Eli Amalia Pritana di cap membangkang kepada Golkar karena keukeuh maju di Pilkada 2010."Padahal menurut yang bersangkutan,informasi dirinya keukeuh maju tidak tepat dan jawaban aslinya hanya Tuhan yang mengetahuinya".Kalau dibukakan alasan kepada publik apa yang menjadi dasar dirinya maju bersama Endang kali itu,kata dia hanya saja akan merusak suasana maka biarlah waktu yang menjawab,ungkap Eli saat dikonpirmasi oleh PEKA, pada masa itu.

Kemudian saat ini,mungkin inilah salah satu jawaban lain dari Eli yang tergerus waktu berjalan,pasalnya H.Enan Supriatna, salah seorang yang  berpengaruh karena menduduki jabatan bendaraha DPD Golkar Karawang,dengan terbuka mendukung paslon lain,yang dibuktikan oleh adanya tim Relawan Barcel,"H.Enan Center".

Menurut narasumber,keperpihakan Enan kepada Paslon Cerdasz dianggap wajar karena hak politik seseorang,selain dirinya menunjukan kedewasan dalam bersikap dan berani menampakan pilihan hati.Enan tak ubahnya sosok Eli yang terang-terangan maju di Pilkada walau seribu rintangan menghambatnya kala itu.

Golkar Karawang sudah jelas tidak mendengar aspirasi suara bawah,adanya dukungan kepada Enan untuk maju tak gubris oleh pihak DPD karena "mereka" lebih memilih orang yang bukan kader asli dan belum terbukti rela berkorban segalanya demi Golkar ( tak teruji,red),maka wajar dan tidak dapat dipersalahkan Enan mendukung paslon lain.Eli dan Enan adalah orang yang senasib dan keduanya berani menunjukan sikap politik secara terbuka walau dalam politik itu biasa tetapi secara lembaga menjadi catatan tersendiri dan bakal ada sebuah konsekwensi fatal untuk bersangkutan.

Masih kata narsum yang enggan disebutkan namanya,sikap politik Eli dan Enan tak bisa disalahkan dan tak bisa dibenarkan secara kepartain.Tetapi itulah sebuah peristiwa politik dan sejarah yang sulit di hindari jika paradigama Golkar Karawang tak berubah,tegasnya.

Dulu pasangan Soni dan Dadang terpental di Pilkada 2010 karena majunya Eli menjadi salah satu sebab kekalahanya,dan bukan tidak mungkin di Pilkada 2015 paslon dukungan Golkar akan mengalami hal serupa tapi berbeda cerita,pasalnya Eli dulu hengkang dengan segudang simpati dan empati para PK yang mendukungnya,kali ini pun hampir percis kepada Enan pergi ke tempat lain dengan segerbong  masa yang simpati dan mendukung juga mendorongnya maju sejak awal di Pilkada Karawang .Karena kita ketahui bersama,H.Enan adalah orang pertama yang mendeklarasikan maju di Pilkada namun tak mendapatkan porsi di Golkar,bebernya.

Nasum menambahkanya,sikap Eli dan Enan merupakan catatan sejarah yang kelam bagi Golkar Karawang tapi prestasi tersendiri untuk keduanya.Karena saat ini sangat sulit mencari orang politik yang berani terang-terangan melawan kebijakan partainya sendiri,pungkasnya.#wa.