PELITAKARAWANG.COM-.Gizi buruk dapat terjadi pada semua kelompok umur, tetapi yang perlu lebih di perhatikan yaitu bayi dan balita yang menderita gizi buruk. Saat ini angka gizi buruk pada anak maupun balita di Indonesia nilainya masih cukup tinggi,(02/10/2018).

FOTO ILUSTRASI :
ANAK GIZI BURUK
Berdasarkan hasil pemantauan status gizi (PSG) oleh kementrian kesehatan pada tahun 2016, menunjukan presentase gizi buruk sebesar 3,4% gizi kurang 14,4% dan gizi lebih sebesar 1,5% status gizi pada indeks BB/U anak usia 0-59 bulan di Indonesia.

Gizi buruk merupakan keadaan terparah yang dialami oleh kondisi tubuh, karena mengalami kekurangan gizi dalam kurun waktu yang lama (menahun). Kurangnya asupan gizi yang seimbang atau bisa juga disebabkan oleh penyakit-penyakit tertentu sehingga menyebabkan proses pencernaan makanan serta terganggunya penyerapan gizi yang penting diperlukan oleh tubuh.Hal tersebut merupakan gizi buruk yang biasanya dialami oleh anak maupun oleh balita.

Gizi buruk dalam istilah medis juga di kenal sebagi Malnutrisi Energi Protein(MEP), terdapat 2 jenis MEP yaitu MEP ringan atau disebut juga gizi kurang, biasanya anak yang mengalami gizi kurang cenderung terlihat kurus dan gangguan partumbuhan, walaupun tidak menunjukan gejala klinis yang khas, sedangkan MEP berat atau gizi buruk atau biasa juga disebut busung lapar,anak cenderung memiliki gejala-gejala yang khas yaitu dibagi kedalam 3 jenis bentuk klinis yaitu, Marasmus, Kwasiorkhor dan marasmus-kwasiorkhor.

A. Marasmus.

Marasmus adalah kondisi kekurangan gizi yang biasanya di derita oleh balita usia 0-2 tahun, ada beberapa penyebab anak mengalami marasmus yaitu, kurangnya asupan makanan, genetik atau bawaan sejak lahir, prematuritas serta faktor lingkungan.
Ciri-ciri anak yang mengalami marasmus antara lain:

1. Berat badan yang kurang dari 60% berat badan yang sesuai dengan usianya.

2. Kulit tubuh yang kendor sehingga hanya terlihat seperti tulang saja.

3. Suhu tubuh yang rendah dibawah suhu normal.

4. Wajah anak terlihat lebih tua dari usianya, dan

5. Susah buang air kecil atau diare kronik. 

B. Kwasiorkhor.

Seorang anak yang mengalami kwasiorkhor memiliki ciri-ciri yang khas yaitu, terdapat edema (bengkak) sehingga tampak gemuk, akan meninggalkan bekas seperti lubang apabila bengkak itu di tekan. Tidak hanya itu ada beberapa ciri khas lain yang di alami anak kwasiorkhor yaitu :

1. Memiliki wajah sembab atau dalam istilah lain disebut "moon face".

2. Rambut menipis, berwarna merah kecoklatan seperti rambut jagung, tidak menimbulkan rasa sakit jika di cabut.

3. Timbul ruam berwarna merah muda yang meluas kemudian berubah warna menjadi coklat kehitaman dan terkelupas. 

C. Marasmik-Kwasiorkhor. 

Merupakan gabungan dari gangguan gizi buruk marasmus dan kwasiorkhor. Bisa digambarkan anak yang mengalami kondisi ini memiliki berat badan yang kurang dari 60% berat badannya serta mengalami pembekkakan yang tidak mencolok. Dampak dari kondisi ini adalah anak akan mengalami penurunan kecerdasan, rabun senja,dan rentam terkena penyakit infeksi.

Pencegahan dapat dilakukan dengan pemberiam makanan yang cukup dan mengandung gizi yang seimbang, serta pemberian ASI secara eksklusif pada anak. 

Penanggulangan Gizi Buruk: 

Upaya Kesehatan mengatasi Gizi Buruk:

1. Upaya kesehatan Kuratifdan Rehabilitatif:

• Aktif dalam menangani gizi buruk dan rujukan kasus gizi buruk.

• Perawatan balita atau anak yang mengalami gizi buruk.

• Pendampingan balita atau anak gizi buruk pasca perawatan.

2. Upaya kesehatan Promotif dan Preventif:

• Penyuluhan tentang Gizi 

• Revitalisasi Posyandu 

• Pemberian Suplementasi Gizi 

• Pemberian MPASI

Salah satu penanggulangan Gizi Buruk:

Ratnawati
Pemberian Makanan Tambahan (PMT) adalah salah satu komponen penting dalam Usaha Perbaikan Gizi Keluarga (UPGK) yang dirancang oleh Pemerintah. Merupakan salah satu program perbaikan gizi pada anak yaitu dengan memberikan makanan dari luar keluarga, PMT ini diberikan setiap hari sampai keadaan anak yang mengalami gizi buruk menunjukan perbaikan dan hendaknya benar-benar sebagai penambah dengan tidak mengurangi asupan makanan yang diberikan setiap hari dirumah. 

Pada saat ini nampaknya program PMT harus terus menerus di tingkatkan karena mengingat dilapangan masih banyak balita dan anak-anak yang mengalami kurang gizi bahkan gizi buruk.

Nah,mulai dari sekarang yuk jaga kecukupan Gizi sehari hari sedari dini untuk menunjang kelangsungan hidup yang sehat di masa mendatang dan terhindar dari penyakit salah satunya Gizi Buruk.

Karya : Ratnawati.
Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani- Cimahi.