PELITAKARAWANG.COM - Sekitar 30 hektar tanaman padi di Desa Ciranggon Kecamatan Majalaya, dipastikan gagal tanam setelah di dera kekeringan selama sebulan terakhir. Usut punya usut, tanaman yang berlokasi di golongan air 1 tersebut, adalah program tanam 3 kali yang didorong Dinas Pertanian yang memaksakan kehendak agar para petani bisa tanam 3 kali dalam setahun, atau akrab disebut program LTT.

Emil, UPTD Pertanian Kecamatan Majalaya mengakui, bahwa tanaman padi di Majalaya tepatnya golongan air 1 itu adalah program LTT yang luasnya sekitar 30 hektaran, umur tanam baru sekitar 50 - 60 HST. Soal kekurangan air, Emil mengklaim, bahwa pengairan sudah memprioritaskan LTT dengan membuka semua pintu air tanpa melihat golongan air.  Disinggung soal tanaman yang lama kering dan serangan hama yang mengancam gagal tanam, Emil tidak memberikan tanggapan lebih lanjut ."  Iya pak, itu yang LTT luasnya 40 hektar saja, " Katanya.

Kepala PJT II Karawang, Suwondo mengatakan, pengairan untuk sawah saat musim kering beberapa Minggu kebelakang,  airnya giliran, misalnya pagi bagian kebawah dan sorenya bagian atas Ranggon. Tapi, sebutnya, pihak PJT prioritaskan yang sudah tanam dulu ketimbang LTT atau sawah dengan program tanam 3 kali setahun ini." Kita prioritaskan yang tanam dulu, air kan biasa giliran," Katanya.

Anggota Komisi II DPRD Karawang, Mulya Syafari mengatakan, sejak awal DPRD meminta Dinas agar menyetop program LTT atau tanam 3 kali setahun betapapun di paksa Kementrian Pertanian. Ia faham, Dinas ingin kejar produksi gabah 1,5 juta ton pertahun, tapi bukan berarti memaksakan petani agar tanahnya langsung ditanam begitu saja. Jangankan tanah, manusia saja jika terus-terusan makan tanpa jeda, ini bisa membawa petaka. Maka, wajar sambungnya, jika tanam LTT ini gagal, banyak hama dan bahkan di cueki sektor pengairannya. Karena, pihak Pengairan sebut Mul, memiliki agenda dan SK Gubernur, dimana dan kapan air di gelontorkan. 

Untuk itu, sarannya, Dinas Pertanian diharapkannya bisa memberi ruang bagi tanah, walaupun di golongan hulu untuk jeda paska panen, baik untuk palawija atau mengeringkan normal, bukan malah langsung tanam lagi. " Kita arahkan Setop saja LTT ini, gak efektif kan buktinya, ya walaupun alasan Dinas selalu soal kejar target produksi," Pungkasnya.