PELITAKARAWANG.COM - Pemerintah Kabupaten Karawang akan membangun bendungan skala menengah sebagai penanganan jangka panjang kekeringan di Kecamatan Tegalwaru dan Pangkalan. Bendungan itu bakal dibangun pada 2020.

"Pembangunan bendungan ini dilakukan untuk membantu wilayah kekeringan di Kecamatan Tegalwaru dan Pangkalan. Mereka ini hampir setiap tahun mengalami kekeringan," kata Kepala Badan Perencanaan Pembangunan (Bappeda) Karawang Eka Sanatha melalui telepon, Kamis (22/8/2109).

Pemkab Karawang, kata Eka, bakal mengusulkan anggaran pembangunan bendungan tersebut ke Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Rencananya, bendungan ini dibangun pada 2020.

"Sesuai arahan Pak Sekda. Jika usulan tidak diterima oleh pemerintah provinsi. Kita akan tetap membangunnya dengan APBD Karawang," katanya.

Meski demikian, pihaknya belum bisa menyebutkan lokasi pasti bendungan itu akan dibangun. Sebab, Pemkab Karawang masih mencari lokasi yang tepat, yang memiliki sumber air melimpah, meskipun kemarau tengah melanda.

"Kita belajar dari pengalaman pemerintah daerah yang membangun Bendung Waru di Tegalwaru, yang ternyata ketika kemarau sumber air tidak mencukupi. Bendungan itu justru surut dan airnya tidak mencukupi," katanya.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karawang Ruchimat mengatakan, kekeringan semakin meluas hingga ke wilayah utara Karawang.

Ia mengatakan, kekeringan kali ini melanda tujuh kecamatan di Karawang. Di wilayah selatan Karawang, kekeringan terjadi di Telukjambe Barat, Ciampel, Tegalwaru, dan Pangkalan. Sementara di Karawang bagian utara, kekeringan melanda Tempuran, Tirtajaya, dan Cilebar.

Pihaknya mencatat, saat ini warga yang terdampak kekeringan air mencapai 8.570 jiwa. Sebanyak 1.000 di antaranya berada di Kecamatan Tempuran.

"Kita sudah mengirimkan bantuan air. Total pengiriman air sebanyak 31 rit dengan setiap pengirimannya sebanyak 5.000 liter air," katanya.

Sementara itu, luas lahan yang terdampak dan mengalami kekurangan air seluas 422 hektare, yang terletak di Kecamatan Cilebar dan Tirtajaya.

Ruchimat mengatakan, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi musim kemarau di Karawang berakhir pada November. Sehingga kewaspadaan terhadap bencana kekeringanterus dilakukan.




sumber : kompas