PELITAKARAWANG.COM - Kaum muda Karawang diajak untuk tidak terlena dengan suguhan fenomena hijrah. Seruan hijrah, boleh jadi positif untuk pendalaman ilmu keagamaan, namun tidak untuk penyimpangannya. Membentengi itu, Lasykar Ahlussunah Wal Jamaah (Aswaja) Karawang, bentengi kaum terpelajar dengan pendekatan literasi Islam dan budaya Nusantara yang di gelar Jumat (25/10). 

Dalam orasinya, Ketua DPC Lasykar Aswaja Karawang, Aris Ahmad Mulyadi mengatakan, pelajar dan kaum muda jangan terlalu culas bermain politik, apalagi dengan ujaran kebencian dan fanatisme yang berlebihan. Sebab, banyak PR bagi kalangan muda NU khususnya, untuk meyakinkan regenenarisnya terhadap pemahaman Islam yang benar, sebab wabah radikalisme sudah terpapar di semua agama, sehingga perlu ada benteng agar bisa memutus mata rantai pemahaman keagamaan yang salah. Oleh karenanya, pendekatan literasi Islam dengan budaya Nusantara ini, harus bisa meyakinkan pemuda, bukan saja pemahaman Islam Rahmatan Lil Alamain, tapi juga realisasi adab dan Harakah pergerakannya. 

"Lasykar Aswaja ini bukan Banom organisasi maupun partai politik manapun, jadi murni lahir untuk membentengi kalangan muda agar tidak terpapar idiologi dan pemahaman keagamaan yang menyimpang dari kebudayaan Nusantara kita, " Katanya. 

Sementara itu, Dewan penasihat DPC Lasykar Aswaja Karawang, KH Nandang Qushairy mengatakan, fenomena hijrah dewasa ini, sering dikonotasikan pada perpindahan penampilan simbolistik, tapi terjebak pada satu kondisi pemikiran dan pemahaman yang menyimpang. Padahal, menurutnya, hijrah kultur lebih penting tanpa memaksakan kebiasaan yang sudah ada di satu tempat terntu, "Wadaarihim fii maa daarihim". Artinya, seseorang harus bisa menyesuaikan dengan tempat yang kita tempati. Ingat,Walisongo tidak menghijrahkan budaya Arab jadi budaya Indonesia, tapi menyesuaikan dengan kebiasaan yang ada di masyarakat Indonesia. Dengan kaya lain, perlu pencocokan dan keselarasan. 

"Jadi jangan minder dengan budaya yang di miliki, budaya Arab tidak sepenuhnya bisa dipaksakan hijrah ke sini, begitu juga budaya kita, tidak mungkin di paksakan harus di terima bangsa lain, " Pungkasnya. (Rdi)