PELITAKARAWANG.COM - Ironis dan tragis. Barangkali dua kata itu tepat digunakan untuk menanggapi pernyataan Kepala Badan Kepegawaian Negara (BKN), Bima Haria Wibisana.

Bima mengatakan, kompetensi honorer sudah parah.Sebagai wakil dari pemerintah, ucapan tersebut tidak pantas. Pasalnya selama ini honorer dibutuhkan mengisi kekosongan PNS. Pernyataan itu, seperti tidak tau berterima kasih. Sudah puluhan dibantu honorer, justru ini balasannya.
Honorer, khususnya guru sudah mencetak generasi bangsa. Ada yang jadi polisi, dosen, DPR, dan lain sebagainya. Di tenaga administrasi, banyak yang menjadi pekerja sentral di dalam SKPD/UKPD.
Kalau kompetensi rata-rata honorer K2 sangat rendah dengan indikator tes CPNS 2018 dan PPPK tahap 1; ini tidak mendasae. Bagaimana dengan tes November 2013, dimana BKN Badan Kepagawaian Nasional/Panselnas tidak berani mempublis nilainya dan diduga banyak kecurangan.
Jika Bidan PTT usia di atas 35 bisa diangkat melalui Keppres kenapa Honorer K2 tidak bisa? Kalau masalah penggajiannya dari APBN/APBD kami rasa bukan satu – satunya alasan. Tinggal ada atau tidaknya kemauan dan keperpihakan dari Pemerintah.Harusnya pemerintah memberikan apresiasi atas pengabdian honorer selama ini dan memberikan afirmasi/kebijakan khusus untuk pengangkatan menjadi ASN. Bukan justru habis manis sepah dibuang.
Terkait dengan pernyataan itu,salah Satu Ketua Forum Honorer, Hamdi Zaenal meminta agar statment Kepala BKN diralat.“Kami, para honorer, sangat terluka dengan pernyataan tersebut,” ujarnya.#KPerjoangan