PELITAKARAWANG.COM - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Karawang mencatat kekeringan yang melanda kota lumbung padi semakin melebar.

Sebanyak 22 desa dari tujuh kecamatan terdampak kekeringan pada musim kemarau tahun ini.

Kepala Bagian Kedaruratan dan Logistik BPBD Karawang Ruchimat mengatakan, sebagian besar wilayah yang terdampak kekeringan parah berada di Kecamatan Pangkalan dan Tegalwaru, yang sebagian besar daerah pegunungan.

Selain itu, wilayah lain yang terdampak yakni Kecamatan Ciampel, Kecamatan Telukjambe Barat, Kecamatan Tirtajaya, Kecamatan Pakisjaya, Kecamatan Cilebar, dan Kecamatan Pakisjaya.

"Wilayah yang terdampak kekeringan melebar hingga Pakisjaya," kata Ruchimat Senin (7/10/2019).

Ruchimat mengatakan, berdasarkan prakiraan Badan Meterologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) yang diterima pihaknya, Karawang bagian selatan sudah melewati puncak kemarau pada Juli dasarian ke dua. Kemudian Karawang bagian utara dan Agustus dasarian pertama.

Biasanya, kata dia, dari puncak kekeringan ke munculnya hujan sekitar dua bulan. Pada masa ini masuk musim pancaroba. Musim penghujan diperkirakan terjadi pada Desember-Januari.

"Dari Juli hingga saat ini belum ada hujan sama sekali," katanya.

Ruchimat menyebutkan, jumlah jiwa yang terdampak sebanyak 35.474 warga 22 desa dari 7 kecamatan di Karawang.

Untuk membantu kebutuhan air bersih warga yang terdampak, pihaknya sudah mengirim 120 rit air ke wilayah terdampak sejak 1 juli 2019.

Pengiriman dilakukan pada Senin sampai Jumat berdasarkan jadwal yang disusun seminggu sebelumnya. Jadwal disusun berdasarkan permohonan dari warga.

"Kami mengakui jumlah yang kami kirim jauh dari cukup bagi kebutuhan warga," katanya.

Sawah terdampak

Sementara sawah yang terdampak seluas 422 hektar, dengan rincian 250 hektar di Desa Tambaksumur Kecamatan Tirtajaya, 50 hektar di Desa Mekarpohaci Kecamatan Cilebar, dan 122 hektar di Desa Kertamukti Kecamatan Cilebar.

"Kami sudah meminjamkan tiga pompa ke kecamatan yang sawahnya terdampak. Sementara satu pompa lainnya rusak," katanya.

Kemarau panjang ini juga menyebabkan Bendungan Cibeet mengering. Kekeringan kali ini diklaim sebagai kekeringan terparah dari tahun-tahun sebelumnya.

"Biasanya, di bendungan ini tak sekering ini. Masih ada aliran," kata Aep, warga Desa Wanajaya, Kecamatan Telukjambe Barat.

Pada musim kemarau, Bendungan Cibeet yang terletak antara Desa Wanajaya Kecamatan Telukjambe Barat Kabupaten Karawang dan Desa Pasirranji Kecamatan Cikarang Pusat Kabupaten Bekasi, kerap digunakan warga dua desa itu untuk kebutuhan mandi dan cuci.

Warga kedua desa itu pada Sabtu (5/10/2019) siang lalu, melangsungkan salat istisqo yang kering tersebut.


sumber : kompas