PELITAKARAWANG.COM- Areal pesawahan di Kecamatan Cilamaya Wetan, belum aman dari Organisme Pengganggu Tanaman (OPT). Pasalnya, selain hama tikus atau ratus argentiventer yang mulai marak, hama putih palsu dengan daun putih "nglinting" juga harus di waspadai. 


Penyuluh Pertanian Kecamatan Cilamaya Wetan, H Toto Bustomi mengatakan, sejauh ini, OPT di salah Cilamaya masih belum aman, namun masih perlu ekstra pengendaliannya. Sebab, selain tikus hama putih palsu juga jadi ancaman. Hama ini dikenal dengan nama Cnaphalocrocis medinalis, atau daun putih nglinting. Hama putih palsu dalam beberapa teori, disebut jarang menjadi hama utama padi. Karena, Serangannya menjadi berarti bila kerusakan pada daun fase anakan maksimum dan fase pematangan mencapai >50%. Kerusakan akibat serangan larva hama putih palsu,  terlihat dengan adanya warna putih pada daun di pertanaman, makan jaringan hijau daun dari dalam lipatan daun meninggalkan permukaan bawah daun yang berwarna putih "Tanda pertama adanya investasi hama putih palsu adalah kehadiran ngengat berwarna kuning coklat yang memiliki 3 buah pita hitam dengan garis lengkap atau terputus pada bagian sayap depan, Pada saat beristirahat, ngengat  berbentuk segi tiga, "Katanya. 

Dalam keterangan, hama putih palsu ini bisa dikendalikan denga cara menghindari penggunaan pupuk nitrogen (Urea) yang berlebih, kemudian bongkar dan bakar tunggul jerami. Dan insektisida digunakan jika Intensitas serangan pada tanaman tua (primodia-berbunga) lebih dari 45%. Gunakan  insektisida berbahan aktif fipronil atau karbofuran. Jangan menggunakan insektisida sampai tanaman berumur 30 hari setelah tanam pindah atau 4 hari sesudah sebar benih karena tanaman padi yang terserang pada fase ini dapat pulih apabila air dan pupuk dikelola dengan baik. (Rdi)