PELITAKARAWANG.COM-.Jawa Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia dengan wilayah yang rentan terhadap bencana alam paling luas. Karenanya untuk meminimalisasi dampak saat bencana terjadi Pemerintah Provinsi Jawa Barat menggugah kesadaran masyarakatnya agar lebih mengenali potensi bencana. 
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Barat, Supriyatno mengatakan, untuk meminimalisasi dampak saat bencana terjadi pihaknya mengubah konsep penanganan kebencanaan dari kedaruratan menjadi kesiapsiagaan.
"Sebelumnya kita lebih berorientasi pada penanganan pascabencana, kali ini kita fokus pada pengenalan potensi bencana yang akan terjadi. Sehingga perlu bangun kesadaran masyarakat tentang bencana," ucapnya.
Menurut Supriyatno, dengan pola seperti ini maka warga yang mengetahui potensi bencana dan cara penyelamatannya, akan memiliki peluang selamat lebih besar yakni 35 persen dibanding mereka yang sama sekali tidak mengenalinya.
"Penanganan kesiapsiagaan ini memberi dampak yang signifikan terhadap keselamatan masyarakat, mereka yang tahu kebencanaan, bisa menyumbangkan 35% keselamatan untuk diri sendiri, jika ada keluarga lainnya yang tahu, nambah 32%," katanya.
Supriyatno menyatakan, untuk upaya seperti itu dalam dua bulan ini pihaknya sudah melakukan sosialisasi kepada 1.500 warga yang sekaligus merekrut merrka untuk menjadi relawan agar mampu menyebarluasakan kembali ke masyarakat yang lain.
"Mereka yang ikut sdukasi, sosialisasi dan simulasi akan diperbantukan ke lokasi jika terjadi bencana terjadi," ucap Supriyatno.
Berdasarkan data BPBD Provinsi Jawa Barat, sejak bulan Januari hingga Oktober 2019 ini, telah terjadi 1.486 bencana, dimana paling banyak bencana terkait tanah bergerak (470 kali), dan kebakaran rumah dan lahan 320. (rek)