PELITAKARAWANG.COM-.Pemerintah sengaja tak membuka tempat-tempat yang disinggahi pasien positif terjangkit virus korona (covid-19). Pasalnya, mobilitas pasien sangat tinggi.
 
“Mohon maaf belum bisa membuka seperti Singapura, karena tracing kita ternyata tidak menetap di wilayah kecil,” kata juru bicara pemerintah untuk penanganan virus korona, Achmad Yurianto, di Jakarta, Selasa, 10 Maret 2020.
 
Menurut dia, proses pelacakan pasien terjangkit tak mudah. Dia mencontohkan saat pelacakan di satu wilayah, pasien rupanya sudah berada di luar Pulau Jawa.Yuri menjelaskan jika persinggahan pasien dibuka, pemerintah mengkhawatirkan respons beragam dari masyarakat. Namun, pemerintah memastikan dinas kesehatan (dinkes) di masing-masing wilayah dilibatkan melacak rekam jejak perjalanan pasien.

 Petugas medis menjalankan simulasi penanganan pasien terjangkit virus korona di RS Margono Soekarjo Purwokerto, Banyumas, Jawa Tengah, Senin, 3 Februari 2020. Foto: Antara/Idhad Zakaria
“Dinas kesehatan setempat yang paham betul tentang kondisi masyarakatnya. Tapi tidak juga tracing itu diam saja. Pasti (masyarakat) di sekitarnya diajak bicara,” tutur Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan itu.

Sementara itu, total pasien positif korona di Indonesia mencapai 27 orang. Ada delapan pasien baru dari sebelumnya hanya 19 orang pada Senin, 10 Maret 2020.
 
Empat pasien merupakan warga negara asing (WNA), sedangkan sisanya warga Indonesia. Sebagian warga tertular saat mengunjungi luar negeri. Ada pula yang tertular karena kontak dengan pasien di dalam negeri.