Pemerintah Arab Saudi mengumumkan larangan shalat tarawih di masjid selama Ramadhan.Hal ini sebagai upaya untuk menangkal penyebaran virus corona (Covid-19). Larangan ini akan diberlakukan sampai keadaan menjadi normal kembali. 

Menteri Urusan Islam, Dakwah dan Penyuluhan Saudi, Abdul Lathif al-Shekh, mengatakan, selama pandemi virus corona berlangsung maka shalat harus dilakukan di rumah untuk kesehatan dan keamaan bersama. 

Menurutnya, penangguhan shalat lima waktu di masjid lebih penting daripada penangguhan shalat tarawih.  "Kami berharap Allah akan menerima shalat tarawih, apakah dikerjakan di masjid atau di rumah—yang kami pikir lebih baik untuk kesehatan masyarakat," kata al-Sheikh, diberitakan surat kabar al-Riyadh, sebagaimana dikutip dari laman gulfnews, Ahad (12/4). 

"Kami meminta kepada Allah SWT untuk menerima doa dari kita semua dan melindungi umat manusia dari epidemi yang melanda seluruh dunia," lanjutnya.  

Dia menambahkan, jamaah shalat jenazah yang diselenggarakan di pemakaman juga dibatasi. Tidak boleh lebih dari enam orang kerabat almarhum. Sementara sisanya bisa mengerjakan shalat jenazah di rumah mereka masing-masing.  

"Ini adalah tindakan pencegahan sejalan dengan larangan berkumpul (sesuai dengan instruksi dan tindakan pencegahan yang dikeluarkan Kementerian Kesehatan Saudi dan otoritas terkait)," tegasnya.   

Untuk diketahui, pada Selasa (17/3) lalu, pemerintah Saudi telah melarang shalat jamaah dan shalat Jumat di seluruh masjid di wilayah Kerajaan, kecuali di Masjidil Haram Makkah dan di Masjid Nabawi Madinah.  

 "Pintu-pintu masjid akan ditutup untuk sementara waktu tetapi mereka akan diizinkan untuk untuk mengumandangkan adzan," demikian pernyataan otoritas Saudi, seperti diberitakan Arab News. 

Menteri Urusan Agama Arab Saudi, Abdulatif al-Syekh, mengatakan, fasilitas untuk memandikan orang meninggal di masjid akan tetap dibuka. 

Namun demikian, aksesnya akan dibatasi untuk beberapa orang saja. menurutnya, shalat jenazah dilaksanakan di kuburan, tidak di masjid. Sampai hari ini, Selasa (14/4), merujuk data Worldometers, ada 5.369 kasus virus corona di Arab Saudi, di mana sebanyak 73 dinyatakan meninggal dan 889 sembuh.

Selanjutnya Otoritas Yordania tidak akan mengizinkan pelaksanaan ibadah publik termasuk shalat Tarawih  di masjid selama bulan Ramadhan, yang akan tiba sepekan lagi. 

Langkah ini dimaksudkan untuk membendung penyebaran virus corona (Covid-19). 

Menteri Awqaf dan Urusan Islam Yordania Mohammad Khalailah mengatakan, shalat tarawih shalat yang dikerjakan khusus pada bulan Ramadhan di masjid akan dilarang.  

"Kita telah menunaikan salat lima waktu di rumah, dan kita juga akan menunaikan Tarawih di rumah karena negara ini, dan juga seluruh dunia sedang menghadapi pandemi berbahaya," kata Khalailah, diberitakan Arab News, Rabu (15/4). 

Menurutnya, larangan shalat Tarawih adalah keputusan yang susah diambil. Namun demikian, langkah ini harus diambil untuk menjaga keselamatan bersama.  Pada Jumat 17 April mendatang, pemerintah Yordania berencana menerapkan aturan jam malam 48 jam (lockdown). 

Dengan kebijakan ini, semua penduduk diharuskan tetap berada di dalam rumah dalam jangka waktu tersebut kecuali untuk urusan darurat. Tenaga medis, tim inpeksi epidemi, dan petugas esensial lainnya terbebas dari aturan ini. 

Namun, dalam beberapa hari terakhir otoritas Yordania memperbolehkan beberapa industri dan agrobisnis untuk kembali beroperasi. 

Hal ini merupakan upaya untuk mengurangi dampat negatif pada sektor ekonomi. Merujuk data Worldometers, sampai saat ini ada 397 kasus virus corona di Yordania, di mana tujuh kasus berakhir dengan kematian dan 235 sembuh.

Mesir juga melakukan hal yang sama. Sesuai dengan rekomendasi para ahli untuk mencegah penularan virus corona, Kementerian Wakaf Mesir akan melarang semua aktivitas keagamaan yang menarik banyak orang seperti buka bersama, shalat Tawarih, dan juga kegiatan sosial bersama. 

Tidak hanya itu, Kementerian Wakaf juga akan melarang kegiatan iktikaf di masjid pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan. 

Masjid-masjid di Negeri Piramida itu juga tidak akan dibuka selama Ramadhan, kecuai jika tidak ada lagi kasus virus corona. Untuk diketahui, otoritas Mesir telah menutup masjid dan gereja sejak 21 Maret lalu dan hingga kini belum dibuka kembali.**red