Ali Taher menegaskan pentingnya sosialisasi dan solidaritas dalam menghadapi pandemi virus Corona (Covid-19) di Indonesia. Untuk itu, Kementerian Agama (Kemenag) sebagai pelayan rohani bangsa harus mampu membuat masyarakat tenang dan nyaman, sehingga tidak membuat kepanikan yang mengakibatkan kerugian besar.

“Kemenang harus tampil beda, berani dan otoritas kebangsaan tunjukkan jiwa sosialisasi dan solidaritas yang tinggi antar masyarakat maupun lembaga-lembaga lainnya. Karena Kemenang merupakan pelayan rohani bangsa harus mampu membuat masyarakat tenang,” papar Ali Taher saat Rapat Kerja Komisi VIII DPR RI dengan Menteri Agama Fachrul Razi secara virtual, Rabu (8/4/2020).

Lebih lanjut Anggota Komisi VIII DPR RI tersebut menyampaikan langkah Kemenag membatasi kegiatan selama bulan suci Ramadan hingga hari raya Lebaran sudah tepat, dengan tujuan meminimalisir penyebaran virus Covid-19. Namun menurutnya terdapat beberapa kendala diantaranya masih banyak masyarakat yang belum mengetahui kebijakan tersebut sehingga dibutuhkan penyampaian secara merata.

“Dengan adanya ederan Kementerian Agama ini selama Bulan Ramadan sudah bagus agar meminimalisir penyebaran virus Corona. Namun saya sampaikan sekali lagi harus disampaikan secara sosialisasi antara Kemenag di wilayah-wilayah, hingga Kanwil dan lainnya hingga menyeluruh sehingga sosialisasinya menjadi tepat,” pesannya.

Selanjutnya Nurhasan Zaidi, meminta Kementerian Agama (Kemenag) untuk fokus pada peran dan tupoksinya yang strategis di bidang keagamaan untuk antisipasi sebaran dan dampak Covid-19.Ia mengatakan, saat ini merupakan momentum yang tepat bagi Kemenag untuk berperan memperkuat basis spiritual masyarakat agar kuat dan optimis menghadapi dampak akibat pandemi Covid-19.

“Kita faham, Covid-19 secara medis masih menjadi ancaman yang menimbulkan ketakutan di masyarakat, tapi kita sebagai bangsa yang berketuhanan harus yakin bahwa sumber pertolongan dari musibah ini adalah Allah Rabb semesta, Insyaallah agama menjadi obat dan solusi,” ujarnya.

Ia menambahkan, Kemenag harus menjadi lokomotif penggerak dan pembangun optimisme di tengah pandemi Covid-19. Saat ini masyarakat membutuh sentuhan spiritual dan Negara harus hadir mengisi ruang ini. Selanjutnya ia juga meminta Kemenag untuk melakukan langkah progresif untuk menanggulangi dampak Covid-19.

“Himpun semua kekuatan tokoh agama, media massa dan ormas keagamaan, buat gerakan kampanye spiritual apalagi dalam suasana menyongsong Ramadhan ini,”sambung legislator tersebut.

Nurhasan juga menekankan pentingnya memperhatikan nasib para guru honorer, penyuluh agama, para ulama dan guru ngaji yang terdampak secara sosial ekonomi karena Covid-19 dalam refocusing dan realokasi anggaran Kementrian Agama.

“Kita cukup prihatin dengan kondisi mereka yang terdampak secara ekonomi, mereka adalah garda terdepan dalam mengemban amanah menjalankan tupoksi Kementrian Agama. Untuk itu kami mendesak kemenag untuk membuatkan skema bantuan tunjangan khusus untuk mereka, dalam realokasi dan refocusing anggaran”, pungkasnya.

Seperti yang diketahui Kemenag telah menerbitkan Surat Edaran Panduan Ibadah Ramadan dan Idul Fitri 1 Syawal 1441 Hijriyah di tengah pandemi wabah Covid-19. Isi surat edaran tersebut diantarannya mengatur kegiatan Salat Tarawih di rumah, prosesi sahur maupun buka puasa dilakukan individu ataupun bersama keluarga, melakukan tadarus Al-Quran dirumah sesuai perintah Rasulullah SAW hingga Salat Ied di rumah.
***red