Masa panen di Tanjungbaru Desa Pasirjaya Kecamatan Cilamaya Kulon akan berlangsung sebulan lagi. Namun, baru memasuki usia tanam 50 Hari Setelah Tanam (HST), air asin laut masuk membanjiri ratusan hektar sawah gegara fenomena abrasi yang berlangsung Rabu petang (3/6). Akibatnya, selain terancam gagal panen karena tingkat keasaman tanah tidak stabil, tanaman varietas ciherang dan invari tersebut, juga diperkirakan mati jika tanpa pengairan tawar dalam waktu dekat. 


Kades Pasirjaya, Wakzie Saglak mengatakan, sawah di sekitaran Tanjungbaru terendam abrasi Rabu petang. Jumlahnya, mencapai 100 hektar lebih lahan yang siap panen sebulan lagi itu terdampak rob. Tidak hanya itu, jalur sungai dan pengairan di Tanjung baru juga banyak yang tersapu air laut yang naik ke daratan tersebut. Akibatnya, tanaman yang memasuki masa matang susu (bunting) 60 harian tersebut, terancam mati dan gagal panen, itu bisa terjadi kalau tidak di imbangi cepat dengan pengairan air tawar irigasi. "Ada ratusan hektar sepanjang pesisir, sawah dan irigasi terendam air laut, jadi harus cepat didorong air tawar, " Katanya.

Kalau tanaman sudah terkena air asin, postur tanamannya jadi kerdil dan tidak maksimal tumbuhnya. Disisi lain, sambung Wakzie, sejumlah buruh tani di lokasi tersebut, tidak lagi jadi kepesertaan di asuransi pertanian PT Jasindo, sehingga saat bencana semacam ini terjadi, tidak ada penggantian kerugiannya. "Justru itu, kalau tahun-tahun kemarin iya, sekarang mah gak ada yang diasuransikan, " Pungkasnya. (Rd)