Vice presiden Relation PT. PHE ONWJ di anggap oleh petani tambak asbun alias asal bunyi. Pihak petani tambak sangat menyayangkan kalau di pihak PT PHE ONWJ memiliki SDM yang seperti itu. Pernyataan Ifki dalam media,13 Juni 2020. Dianggap tidak memiliki dasar.

Seperti dia mengungkapkan bahwa banyak warga terdampak yang mengisi formulir dengan maksud agar menerima kompensasi, tapi tidak lengkap datanya.

" Misalkan mengaku pemilik tambak ikan atau udang atau petani garam, tapi tidak nulis luas lahan yang dimilikinya. Jadi tentu saja kami tidak bisa hitung nilai kompensasinya,” ungkapnya.


Ungkapan tersebut menurut Nursyaid, Petani Tambak Tradisional Sungaibuntu. Mengatakan ," itu Ifki asal bunyi saja kalau ngomong. Padahal saya ini Petani Tambak yang terdampak ketika di survei oleh Mahasiswa IPB dan Dinas kelautan dan Perikanan, diwawancarai soal luas lahan, penghasilan rata-rata, ongkos produksi dan keuntungan setelah panen. Setelah itu kami di pinta foto copy surat-surat legalitas tambak. Kalau legalitas tidak ada ya dipinta SPPT. Artinya jelas semuanya dalam wawancara sangat detail. Dan bisa diitung secara akurat nilai ganti ruginya"


Jadi kalau ifki ngomong tidak nulis luas lahan yang dimiliki dan Pertamina tidak bisa hitung nilai ganti ruginya, ya Allah itu asbun banget. Kita ini di wawancarai sangat detail sampai di minta fotocopy kepemilikan tambak segala.

Jadi ngapain aja atuh sampai wawancara segala, jangan-jangan mereka tidak profesional. Percuma atuh kang ada IPB dan Pokja kalau selama setahun ini itu ngitung ganti-rugi tidak pernah beres. Kan mereka di pada di gaji.

Ngitung ganti rugi saja sampai setahun, memang kerjanya ngapain saja itu Ifki.

Sudah ngitung lama, pendataan atau input data lama pula. Ini sudah satu tahun, sama sekali tidak ada kemajuan dalam ganti rugi dan pemulihan lingkungan.

Kadang saya aneh itu orang-orang Pertamina bulak-balik ke desa kami tapi kerjaan tidak beres-beres. Buktinya pemulihan lingkungan saja tidak pernah dilakukan, terkadang bersihin pantai dari endapan minyak asal ada laporan dari warga saja. Udah bikin bencana ke desa kami kerjanya tidak profesional pula.

Untuk itu, saya selaku petani tambak tradisional akan mengkordinir beberapa petani tambak lainnya, untuk ikut bergabung dengan nelayan untuk demo.

Informasinya nelayan sudah musyawarah untuk melakukan demo akhir bulan ini atau awal bulan depan. Ya kita Petani tambak juga akan ikut gabung untuk demo besar-besaran. Kita sudah cape lah denger berita-berita tidak pasti. Kalau tidak di demo mereka ka enakan, nanti laporan ke atasannya ngasal saja. Kan kalau kita demo mereka pada mikir untuk kerja giat, jangan asal makan gaji buta saja.

Kabar diturunkan Ifki belum memberikan jawaban atas tudingan tersebut*oc-rls.