Musim hujan diprediksi akan berakhir pada bulan Juli, sehingga kegiatan tanam harus dipercepat.
"Berdasarkan prediksi, musim kemarau tahun ini akan lebih parah, dimana air hujan juga akan habis pada bulan Juli. Jadi kami mendorong percepatan tanam diseluruh Indonesia. Di Jabar kita luncurkan gerakan ini di Kabupaten Subang," ujar Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo, Sabtu (6/6/2020).
Dalam kunjungan kerja untuk percepatan tanam di Kabupaten Subang itu, Mentan didampingi Wagub Jabar UU Ruzhanul Ulim, Wakapolda Jabar Brigjen Ahmad Wiyagus, Pangdam III Siliwangi Brigjen Nugroho Budi, Anggota DPR RI Deddy Mulyadi, Anggota DPD RI Ini dan Bupati Subang.
Ia mengatakan pertanian akan menjadi ujung tombak dalam mengahadapi dampak Pandemi Corona. Sehingga pemerintah sangat berkepentingan agar masyarakat petani bisa terus produktif diantaranya dengan memberikan sejumlah bantuan. Seperti bantuan pinjaman modal kerja KUR, bantuan bibit, pupuk dan lainnya.
"Persiapan lahan harus bagus, bibit harus tepat serta budidaya dilaksanakan dengan benar. Kita berkejaran dengan waktu, selain Pandemi COVID-19 juga musim hujan yang akan berkahir Juli nanti," tegasnya.
Ia juga mengatakan pertanian bisa menjadi penyanggah ekonomi ditengah sulitnya lapangan kerja. Ia menghitung, dari satu hektar lahan, petani bisa menghasilkan antara Rp 21 juta hingga Rp30 juta untuk masa tanam padi selama tiga hingga empat bulan.
"Itu sudah dihitung untuk biaya produksi, biaya makan dan lain-lain. Jadi pertanian menjadi penyangga ekonomi pasca Pandemi," tegasnya.
Pada kesempatan yang sama, Kementan menyalurkan bantuan dana dan peralatan pertanian serta bibit  dengan total anggaran mencapai Rp12 miliar rupiah untuk Jabar.
Wakil gubernur UU Ruzhanul Ulum menambahkan segera melakukan sosialisasi kepada petani agar percepatan masa tanam bisa dilaksanakan serentak di Jabar.
"Memang ada yang habis panen tidak kembali tanam, kami ingin segera tanam sebab musim hujan akan selesai Juli," jelasnya.