Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Barat (Jabar) menyebutkan pada bulan Mei 2020, terjadi deflasi di Jabar. Padahal biasanya di masa Ramadhan dan Idul Fitri selalu terjadi inflasi. Deflasi terjadi karena konsumsi masyarakat menjadi terbatas dan terganggu akibat Covid-19.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Jabar Herawanto menjelaskan stok pangan saat ini cukup melimpah, di sisi lain permintaan menjadi menurun karena masyarakat kesulitan menjangkau sumber pangan dan karena perilaku masyarakat yang menjadi lebih berhemat.
"Stok cukup bahkan melimpah, permintaan pun sebenarnya tinggi, namun ada kendala di sisi pemasaran, dimana masyarakat mengurangi pertemuan. Disinilah BI berupaya dengan membuat pasar baru melalui media online," tegasnya, Jumat (5/6/2020).
Selain meluncurkan jualansayuran.com, BI juga berupaya mempertemukan mitra binaan UMKM dengan aplikasi digital lainnya. Selain itu peningkatan kapasitas produsen atau pelaku UMKM binaan juga terus ditingkatkan.
"Saat ini produk berlimpah, jangan sampai tidak tersalurkan dan mengalami rusak. Sebab ada produk yang mudah rusak seperti sayuran. Kita bantu melalui pasar digital," tegasnya.
Hal ini juga dilakukan agar produsen khususnya petani tetap bersemangat menanam atau memproduksi bahan makanan. Jangan sampai ketika Covid-19 mengalami kerugian sehingga pada masa mendatang enggan untuk berproduksi atau bertani, yang bakal mengganggu stok pangan.
"Kami bersama TPID Jabar mewaspadai hal ini, kami akan terus berusaha agar inflasi terjaga dengan baik, jangan sampai deflasi terlalu jauh atau inflasi terlalu tinggi,"tuturnya**rs