Pengasuh Pesantren Al Muftaqir Dusun Gempol RT 03/01 Desa Kertamulya Kecamatan Pedes, KH Makmun Syafei tak menyangka, gubuk-gubuk lapuk dan Musala pesantrennya jadi viral di masyarakat luas. Pondok yang di huni 30 anak yatim dan dhuafa itu, jadi perbincangan lantaran berdiri diatas tanah pengairan bantaran kali dan di kelilingi komplek pemakaman warga, bahkan, santri-santrinya yang makan mengandalkan hasil bumi langsung seperti kangkung dan air yang konsumsi tanpa di masak itu, menambah keprihatinan tersendiri bagi pondok yang jauh dari hiruk pikuk perkotaan. 


Seperti yang di ungkapkan warga setempat Lukman. Pengasuh pesantren KH Makmun Syafei mengungkapkan bahwa dirinya tidak tahu apa-apa, karena mendadak bangunan "Kobong" ini mendadak viral, sehingga menyita perhatian masyarakat luas berdatangan membantu ke pesantrennya ini. Mulai Danramil, Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat Sri Rahayu, hingga komunitas, organsisasi  dan kiai pesantren lainnya dari Ashidiqiyah. Tidak ada ungkapan selain rasa syukur dan terimakasih kepada khalayak yang sudah datang silaturahmi dan memberi sedikit keringanan bagi pesantren yang berdiri di atas tanah "nebeng" milik negara ini. "Gak tahu kalau sampai viral, bahkan saya juga gak tahu yang pada datang ngasih bantuan ini dari mana saja dan tahu dari mana, " Katanya. 


Bangunan gubuk yang lawas, sebutnya tidak akan di bongkar dan saat ini sedang dibangun atas bantuan dari beberapa komponen masyarakat yang berdatangan membantu. Kondisi bangunan pondok, Musala hingga aula tempat ngaji, semuanya beralaskan bambu dan dindingnya. Setiap tanggal 11, ada beberapa jemaah tawasulan di Musala lawas tersebut. "Musala juga lapuk, semuanya dari bahan dasar material bambu, Alhamdulillah jemaah tawasulan selalu banyak di Musala ini, " Katanya.

Berdasarkan informasi, bantuan bukan saja datang dari Danramil, DPRD Provinsi Sri Rahayu, Komunitas anak Cibuaya, pengajian ibu-ibu majelis taklim di Rengasdengklok hingga Pesantren Ashidiqiyah, tetapi juga akan di kunjungi Organisasi Srikandi yang tengah mengupayakan kepengurusan tanah milik ke BPN. (Rd)