Sebanyak 41 ribu lebih tenaga medis di wilayah Jabar yang terlibat dalam penanganan pandemi Covid-19 akan menerima insentif dan santunan dari Pemprov Jabar dan pemerintah pusat. Hal itu diungkapkan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat (Jabar) Berli Hamdani Gelung Sakti.

"Tadi pagi kita sudah rapat lagi, khusus di Jawa Barat dengan Kementerian Kesehatan karena memang Jabar ini, pertama paling banyak nakes-nya (tenaga kesehatan/tenaga medis) yakni sekitar 41.000 lebih yang akan mendapatkan insentif, kemudian rumah sakitnya juga paling banyak," kata Berli Hamdani Gelung Sakti, di Gedung Sate Kota Bandung, Selasa (14/7).

Berli mengatakan insentif untuk tenaga kesehatan atau medis tersebut akan segera dicairkan oleh Pemprov Jabar dalam waktu dekat ini.

"Mudah-mudahan dalam waktu dekat ini kita sudah ada kepastian (pencairan insentif untuk tenaga kesehatan di Jabar)," kata dia.

Adapun rincian insentif kepada para tenaga medis yang disampaikan presiden adalah untuk dokter spesialis Rp 15 juta, untuk dokter umum Rp 10 juta, untuk perawat Rp 7,5 juta dan untuk tenaga medis lainnya Rp 5 juta.

Menurut Berli, saat ini Pemprov Jabar sedang "membersihkan data" tenaga medis yang akan menerima insentif tersebut.

"Karena uangnya sudah ditransfer ke kita, ada dari bantuan operasional kesehatan. Jadi secepatnya akan kita cairkan," kata dia.

Sebelumnya, Pemerintah Provinsi Jawa Barat sudah menyiapkan dana Rp 26 miliar untuk pemberian insentif dan santunan bagi tenaga kesehatan yang terlibat dalam penanganan pandemi Covid-19, kata Sekretaris Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Jawa Barat Daud Achmad.

"Sebanyak Rp 23 miliar untuk insentif dan Rp 3 miliar untuk santunan kematian nakes yang gugur selama pandemi," katanya di Gedung Sate Kota Bandung, beberapa waktu lalu.***