Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan (GTPP) Covid-19 Jawa Barat menemukan dua klaster baru yang saat ini sedang ditangani dan terkendali GTPP.
Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Jawa Barat, Mochamad Ridwan Kamil mengatakan, dua klaster baru tersebut yaitu klaster industri dan klaster institusi pendidikan kenegaraan di Bandung Raya dengan hasil pelacakan secara masif ditemukan bahwa untuk klaster industri diketahui ternyata penularan mayoritas terjadi di tempat kos karyawan yang bekerja pada beberapa pabrik.
"Kita sudah lakukan tracing yang sangat masif karena ternyata dia ngekosnya berkumpul dengan karyawan dari pabrik lain. Tapi alhamdulillah sudah terkendali dari sisi penyebaran tidak terjadi penambahan yang masif," ucapnya.
Sementara untuk klaster institusi pendidikan kenegaraan, menurut Ridwan Kamil yang juga Gubernur Jawa Barat, pelacakan sudah dilakukan bahkan akan sampai pada uji usap (PCR) anggota keluarga yang bersangkutan. 
"Tidak satu institusi, tapi ada beberapa. Itu juga sudah di-tracing dan hari ini sampai minggu depan kita akan lakukan testing PCR kepada keluarganya," kata Gubernur.
Gubernur menginstruksikan kepada seluruh kabupaten/kota di Jawa Barat untuk secaa rutin melaporkan data kasus secara cepat dan transparan dan meningkatkan sistem pelacakan, karena keputusan GTPP harus selalu berdasarkan data.
"Jadi kalau data daerah belum lengkap cara kita merespons juga kurang optimal. Karena data Jabar ini akumulasi 27 daerah maka saya minta daerah melaporkan data secara cepat dan transparan, termasuk sistem pelacakan karena kunci penanganan Covid-19 adalah pelacakan, pengetesan dan isolasi," tuturnya.
Gubernur menambahkan bahwa partisipasi menurut WHO adalah kunci dari pengendalian Covid-19 sehingga kesiapan-kesiapan testing di daerah juga harus diperkuat khususnya dengan tes PCR yang targetnya minimal 10 ribu sampai 15 ribu PCR testing per minggu.
"Gugus Tugas Jabar dan 27 daerah akan memperkuat kampanye di masa Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB), mengingat masih banyak masyarakat yang menganggap AKB adalah kehidupan normal seperti sebelum ada Covid-19. Jadi dua minggu ke depan edukasi dalam bentuk video, iklan dan lainnya harus ditingkatkan di level kota/kabupaten dan provinsi terkait AKB ini," imbuhnya.
Sementara itu, data dari https://pikobar.jabarprov.go.id per 7 Juli 2020 pukul 17.00 WIB, kasus terkonfirmasi di Jabar 3.779 dengan positif aktif 1.836 atau meningkat 32 kasus. Sementara yang sembuh 1.763 bertambah 45 orang atau melebihi dari pertambahan yang positif. Meninggal dunia 180 orang bertambah dua orang. Sementara jumlah PDP yang masih diawasi 1.226 orang dan ODP yang masih dipantau 2.491 orang. ****