Sementara kabar santer tersiarkan bilamana penyebaran virus Corona belum terkendali kemungkinan Pilkada ditunda atau dijadwal ulang.

Kemudian menurut Komisioner Komisi Pemilihan Umum RI (KPU RI) Pramono Ubaid, gelaran pilkada serentak 2020 bakal berjalan berbeda. Mulai dari teknis pelaksanaan sampai pada pemungutan suara.

“Di tengah pandemi ini tentunya semua akan berbeda. Misalnya saat pemungutan kan menerapkan protokol kesehatan Covid-19,” ujarnya.

Kondisi ini juga akan berpengaruh pada tingkat partisipasi pemilih pada saat pemungutan suara nantinya.

Kendati demikian, Pramono mengaku tak bisa memastikan.

“Memang ada kekhawatiran (pandemi Covid-19) berpengaruh pada partisipasi. Kita akui itu,” tuturnya.

Akan tetapi, berdasarkan studi atas penyelenggaraan pemilu di sejumlah negara, tingkat partisipasi pemilih ada yang mengalami kenaikan dan ada juga yang malah menurun.

Namun pemilu di Korea Selatan, Polandia dan Singapura, partisipasi malah meningkat.

“Tapi di Amerika menurun, Mali itu juga turun,” ungkapnya.

Karena itu, Pramono menegaskan bahwa anggapan bakal menurunnya partisipasi pemilih pada Pilkada Serentak 2020 ini tidak sepenuhnya benar.

Untuk itu pihaknya terus mendorong dan menekankan penerapan protokol kesehatan Covid-19 dengan ketat di setiap tahapan pilkada.

Komisioner KPU RI Pramono Ubaid di Kantor KPU Cianjur, Rabu (16/7/2020). Foto: Guruh Permadi/PojokSatu.id

Bukan saja untuk perangkat penyelenggara pemilu tapi juga untuk pemilih.

“Jadi ketakutan masyarakat tertular Covid-19 bisa dihilangkan. Ini yang sangat kami tekankan,” jelas dia.

Pramono juga menyebut, tingkat partisipasi pemilih juga dipengaruhi banyaknya pasangan calon yang berkontestasi.

Menurutnya, semakin banyak paslon, akan mendorong masyarakat untuk memberikan hak pilihnya.

“Selain itu juga bergantung pada sosialisasi dari KPU sampai sejauh mana bisa menjangkau masyarakat,” tandasnya.***