Bantara sungai Citarum yang berada di Sektor 7 direncakan menjadi pusat ketahanan pangan bagi masyarakat khususnya yang berada di sepanjang bantaran sungai.
Dansektor 7 Kolonel Kav Purwadi mengharapkan, bantaran sungai sepanjang 14 kilometer yang berada di wilayah sektor 7 harus bisa membawa manfaat bagi warga serta bisa menambah penghasilan yang diharapkan warga juga bisa ikut menjaga bantaran dari sampah.
"Kami kembangkan Bios 44 sebagai formula untuk menyuburkan tanah Citarum, supaya nanti bisa menghasilkan lebih buat masyarakat," ucap Purwadi
Menurut Purwadi, sosialisasi sengaja dilakukan di pinggiran aliran sungai Citarum, agar warga bisa melihat langsung progres dan keberhasilan Satgas Citarum selama 2 tahun lebih bekerja menata bantaran.
"Kita sampaikan progres Citarum selama 2 tahun lebih, TNI mengembalikan ekologi dan saat ini yang sedang kita lakukan adalah membuat demplot pertanian dan perikanan di 14 Desa yang berada di sektor 7," katanya.
Purwadi menambahkan, di Sektor 7 ada 7 persoalan yang saat ini menjadi fokus utama penataan,  diantaranya masalah limbah industri, limbah rumah tangga, sampah, pola pikir, bangunan liar dan pendangkalan sungai.
"Satu persatu kita selesaikan dengan baik, kami libatkan masyarakat untuk memantau dan ikut serta dalam penataan bantaran, setelah itu baru masuk pada fase selanjutnya yaitu bagaimana caranya bantaran Citarum dimanfaatkan sebagai pusat ketahanan pangan," ujarnya.
Sementara itu, Agus dari KTNA Desa Dayeuhkolot menyampaikan bahwa kehadiran satgas Citarum dengan program normalisasi aliran Citarum ditambah dengan ketahanan pangan, sangat baik bagi masyarakat khususnya masyarakat sekitar bantaran.
"Di daerah kami ada lahan yang sedang digarap sebagai pusat demplot binaan satgas Citarum, yang akan digarap oleh warga sekitar, tentunya ini langkah yang baik. Untuk mendukung program Sektor 7 dengan ketahanan pangan dan Bios 44 nya, kami akan rutinkan belajar di demplot Satgas Citarum di Rancamanya," tuturnya. ***ts