Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kementerian Agama (Kemenag) Waryono mengatakan hanya 8 ribu pesantren dari jumlah total 28 ribu pesantren di Indonesia yang siap beraktivitas kembali dengan menerapkan protokol kesehatan di tengah pandemi corona.

Foto Ilustrasi Santri Pria

"Per tanggal 20 Juli 2020 ini, dari 28 ribu pesantren, baru 8.085 pesantren yang betul-betul bisa siap. Dan santri kembali ke pesantren, sebagai petunjuk kami sangat kooperatif," ujar Waryono dalam diskusi virtual melalui akun YouTube dari Graha BNPB, Selasa (21/7).

Waryono mengatakan 20 ribu pesantren lain belum siap menerapkan protokol kesehatan di tengah pandemi corona. Salah satu hal yang disorot adalah soal sarana dan prasarana di pondok pesantren itu.

"Belum bisa beroperasi karena sarpras (sarana dan prasarana) yang belum memadai," kata dia.

Waryono berharap pemerintah daerah terkait bisa memfasilitasi sarpras di setiap pesantren yang ingin kembali beroperasi di tengah pandemi. Fasilitas sarana dan prasarana melingkupi penyediaan rapid test untuk para santri dan kiai.

"Saya memonitor dan mendapatkan informasi dari kabid pesantren, mulai provinsi sampai kabupaten. Alhamdulillah pesantren-pesantren hari ini cukup dapat perhatian pemda," ujar dia.

"Ini juga sangat tinggi, karena kalau tidak maka pembiayaan rapid tes tak mungkin ditanggung semua pesantren. Pemeriksaan rapid test dapat pembiayaan dari pemda. Kemenag secara anggaran tidak mungkin membiayai semua itu. Makanya, mudah-mudahan kerja sama terus terjalin sehingga kebutuhan pesantren dapat diakaomodasi pemda," lanjut Waryono.***