Kecamatan Jatisari masuk dalam zona hijau covid-19 level 1. Seiring terbitnya Perbup 41 Tahun 2020 dan Keputusan Camat tentang Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) termasuk izin dibukanya kembali hajatan dan hiburan, Danramil 0407/Jatisari mewanti-wanti Kepala Desa dan masyarakat untuk pikirkan dampak yang akan terjadi paska hajatan. 


"Kita ikuti langkah dan regulasi kepala daerah soal AKB, tapi jangan lengah. Ingat, tatap muka di dunia pendidikan saja masih dipertanyakan, apalagi hajatan yang berkerumun, maka saya imbau agar semua harus pikirkan dampak yang akan terjadi. Sebab, belajar dari pengalaman, zona hijau terpapar Covid-19, salah satunya bisa dari acara hajatan warga, " Kata Danramil 0407/Jatisari Lettu Arm Saprudin di sela-sela pembahasan Surat Keputusan Camat Jatisari soal AKB di aula Kantor Kecamatan, Rabu (22/7).

Danramil menambahkan, Kecamatan Jatisari per hari ini memang belum terjadi, tapi antisipasi harus dilakukan, jangan setelah terjadi justru baru geger. Dengan sikap ini, pihaknya tidak menghalangi masyarakat selenggarakan hajat dan atau hiburannya, tapi harus dipikirkan pengelolaan di lapangannya. "Setelah terjadi, jangan berpangku tangan. Tapi harus di lakukan upaya bersama apa saja. Sebab, kalau sekolah di larang tatap muka, hajatan sudah lebih dari tatap muka, " Tandasnya.

Kepala Puskesmas Pacing H Ucin Supriyadi S.Km mengatakan, teori semua bisa dengan mudah di utarakan, tapi kenyataan di lapangan, apakah betul masyarakat sudah bisa di atur dengan kelengkapan protokol kesehatan yang di anjurkan. Sekarang, Jatisari ini level 1 zona hijau, kemudian ada masyarakat sudah "panjer" hiburan jauh-jauh hari untuk hajatan pada beberapa pekan kedepan, lantas sambung Icon, besok dan atau lusanya mendadak ada yang terpapar Covid-19 kemudian merubah Kecamatan ini jadi zona merah dalam waktu tiga hari misalnya, apakah yang sudah "panjer" hiburan hajatan itu jadi dilarang lagi, atau bagaimana? Sebab, tidak ada yang bisa menjamin, orang nikahan itu mempelainya masih dalam satu kecamatan atau dari Kabupaten, bisa saja mendadak datang dari Jawa, Jakarta dan wilayah lainnya. "Ini yang harus di antisipasi, kita ingin hidup normal. Maka ayo, patuhi protokol kesehatan termasuk saat hajatan, " Katanya..(Rd)