Sektor pariwisata merupakan salah satu sektor yang juga terkena dampak akibat wabah virus corona. Karena bagaimana tidak mungkin, wabah penyakit ini memberikan tantangan berat yang belum pernah ada dan dialami sebelumnya. 

Setelah sekian lama masyarakat terisolasi, rasa jenuh serta perasaan yang sangat membosankan dengan berdiam terus dirumah begitulah yang setiap harinya semua orang rasakan saat sekarang ini. Keluh kesah untuk berlibur ke tempat wisata alam misalnya, mungkin bisa jadi sudah tidak bisa ditahan lagi buat setiap orang yang menginginkan untuk melepas rasa jenuhnya. 

Kini seakan semua menyadari kenyataan yang semakin pekat dengn kondisi serba berbalik keadaan seperti sebelum ada hal demikian, tidak kalah heran dan pentingnya entah urusan perjalanan baik perjalanan dinas maupun perjalanan wisata yang sifatnya jarak jauh semua terkendala atau bahkan harus dibatalkan perjalanannya sekalipun. Karena pada dasarnya, betapa mirisnya ketika tempat wisata ditutup, roda kehidupan seperti hal biasanya yang merupakan baik itu para pelaku pariwisata maupun masyarakat yang bisa dikatakan pelaku usaha lainnya harus rela menerima keadaan entah itu dari masyarakat yang kesehariannya berkecimpung pada modal transportasi yang harus terhenti dimana mana dengan tidak beroperasi rasanya sangat berpengaruh besar, begitupun para pelaku usaha yang biasanya mencari nafkah sebagai penyambung hidupnya, banyak warga yang kebingungan seperti hal lainnya juga para pengelola tempat wisata, sampai dengan para pedagang yang menjajakan di tempat wisata tersebut. 

Kini semua seakan  terpicu agar bagaimana bisa memutarbalikan keadaan dengan pikirannya untuk tetap memenuhi kebutuhan operasionalnya. Kebijakan pemerintah yang saat ini telah memutuskan status pandemi ini sebagai “New Normal” dengan berjalannya waktu yang semakin laun hari demi hari berganti dan pasti beberapa tempat wisata mulai dibuka kembali dan mulai berbenah melengkapi kebutuhan sarana dan prasarana lainnya untuk protokol kesehatan yang sangat dianjurkan oleh pemerintah agar tetap berjalan ditengah situasi yang belum memungkinkan masyarakat bisa terbiasa kembali ke kehidupan di saat sebelum adanya pandemi ini. 

Belakangan ini juga tempat wisata Waduk Darma yang sudah mulai banyak dikunjungi masyarakat sekitar maupun dari daera-daerah lainnya di wilayah Kuningan  yang tak lain untuk menyempatkan waktunya untuk berlibur melepaskan kejenuhan yang sudah lama dihadapinya. Entah itu dengan cara menikmati pemandangan keindahan alam, berlari lari di pagi hari, jalan-jalan hingga bersepeda yang saat ini banyak digemari banyak orang. Mungkin dengan adanya kebijakan “New Normal” ini, bagi masyarakat merupakan obat kejenuhan akibat dirumah saja akan mendorong orang jalan-jalan keluar rumah untuk sekedar menikmati udara segar dan keindahan alam. 

Tempat wisata Waduk Darma sudah pasti menjadi pilihan pertama karena tempat wisata yang juga merupakan pemandangan alam ini bisa memberikan manfaat yang besar dengan resiko rendah terhadap kesehatan. Disamping itu juga berlibur di wisata Waduk Darma memberikan udara yang segar, sejuk serta pemandangan yang indah dengan latar belakang Gunung Ciremainya itu juga bisa memberikan keleluasan untuk menjaga jarak fisik dengan wisatawan lainnya. 

Tempat wisata tidak lain juga menjadi salah satu perhatian bagi pemerintah. Hal ini dikarenakan tempat wisata menjadi salah satu tempat berkumpulnya banyak orang. Maka dari itu, kita harus tetap waspada, dengan memperhatikan beberapa protokol kesehatan yang sangat penting untuk dipatuhi seperti menggunakan masker menerapkan social distancing, tidak berjabat tangan dan lainnya. Namun demikian semua berharap hal ini bisa segera terselesaikan dan kembali kepada kehidupan normal. **  Fiki Priyatna