Isu liar berkembang di media sosial setelah mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo dan Dewan Pertimbangan Partai Berkarya Siti Hediyati Hariyadi atau akrab disapa Titiek Soeharto hadir dalam deklarasi Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) yang digagas sejumlah tokoh dan aktivis.

Gatot-Tatiek

Oleh netizen, Gatot dan putri Presiden kedua RI Soeharto ini kemudian diduetkan untuk maju sebagai bakal calon presiden dan wakil Presiden 2024. Menanggapi hal ini, Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah menilai, 'perjodohan' semacam ini lumrah, tetapi tidak miliki dampak keterusungan karena waktu pemilihan presiden yang masih sangat lama.

"Selain itu, keduanya tidak punya afiliasi partai politik," kata Dedi,tulis SINDOnews, Jumat (21/8/2020).

Dedi mengatakan, Titiek Soeharto memang menjabat sebagai Dewan Pertimbangan Berkarya. Namun, partai baru ini tak memiliki kursi di parlemen alias dianggap gagal sebagai partai memiliki bargaining potition yang kuat dalam pemilu. Terlebih, partai ini tengah dilanda konflik kepengurusan.

"Secara ketokohan keduanya blocking space, tidak representatif bagi pemilih, Gatot yang militer, Titiek terafiliasi kuat pada Soeharto yang juga militer," ujar Dedi.

Lebih lanjut Dedi mengatakan, jika pun ada partai politik yang tertarik dengan elektabilitas Gatot, hal ini akan sulit mendapat dukungan jika berpasangan dengan Titiek Soeharto. "Tetapi dalam politik semua serba mungkin, meskipun sangat kecil peluangnya," tandas Dedi.***